Oleh : Inggrid Ayuparaswati
Mahasiswa Uhamka
Perkembangan teknologi tidak dapat dihentikan oleh siapapun. Setiap perubahan yang terjadi akibat perkembangan tersebut memiliki dampak yang beragam. Jika saja manusia dapat menangani perkembangan tersebut ke arah yang positif, maka hasil yang didapat akan positif juga. Begitupun jika manusia tidak dapat menangani perkembangan tersebut, maka akan membawa hasil yang kurang baik pada dirinya sendiri dan sekitarnya.
Salah satu teknologi yang terus berkembang dan bervariasi adalah gadget. Siapa di dunia ini yang tidak memiliki gadget? Akan sangat aneh jika manusia tidak memiliki gadget untuk dirinya sendiri. Paling tidak ada satu gadget yang dimiliki sebagai salah satu sarana untuk berkomunikasi dan mencari informasi, terutama di masa pandemi seperti ini. Bahkan beberapa orang memiliki gadget minimal 2 untuk dirinya sendiri. Perubahan tersebut tentu memiliki dampak yang beragam pula, tergantung kebijakan penggunaan dari masing-masing penggunanya.
Gadget sudah banyak digunakan diberbagai kalangan usia di dunia. Kerap kali kita sering menemukan anak yang masih berusia 5 tahunan sudah kecanduan gadget. Dengan memberikan gadget kepada anak-anak lebih mendominasi dampak negatif yang akan didapatkan. Dunia yang seharusnya didapatkan untuk bermain dengan teman sebayanya, kini anak-anak lebih memilih untuk bermain gadget mereka ataupun gadget dari orang tuanya.
Dikutip dari pintek.id, terdapat 7 cara efektif dalam mengatasi kecanduan gadget pada anak. Pertama, orang tua membuat peraturan dengan anak untuk menentukan berapa lama anak diperbolehkan untuk bermain gadget dan kapan waktunya. Perjanjian tersebut harus disiplin dan dikontrol tidak hanya untuk anak, tetapi juga untuk orang tuanya juga. Kedua, mengalihkan perhatian anak dengan membuat kegiatan menyenangkan di luar rumah, seperti berkebun, berolahraga, dan sejenisnya secara bersama-sama. Aktivitas tersebut dapat membuat anak sedikit bias melupakan gadgetnya. Jangan mudah menyerah untuk mengajak anak bermain bersama-sama di luar rumah. Ketiga, batasi akses penggunaan. Jangan membiarkan anak dapat mengakses semua menu dan fitur yang ada di gadget. Bahkan dalam memilihkan permainan yang ada di gadget juga harus dipilihkan yang paling aman dan edukatif. Batasi juga akses play store yang memungkinkan anak mengunduh aplikasi apa saja. Keempat, sediakan permainan alternatif. Pilih jenis permainan yang juga dapat membuat anak berkreasi dan fokus dengan mainan tersebut, sehingga anak dapat mengasah kemampuan kreativitas membuat sesuatu. Kelima, contoh yang baik dari orang tua. Contoh dari orang tua ini sering dilupakan. Orang tua berkata untuk jangan bermain gadget dan mematikan gadget tersebut, tetapi orang tua itu sendiri masih terus menggunakannya. Buatlah waktu satu jam tanpa gadget untuk seluruh anggota keluarga. Keenam, disiplin, konsisten, dan tegas. Buatlah peraturan dan kesepakatan yang dapat dilakukan oleh seluruh anggota keluarga. Jangan sampai perbedaan pendapat antara ibu dan ayah yang membuat anak akhirnya membantah aturan yang telah disepakati. Cara terakhir, perbanyak waktu bersama anak, karena terkadang yang membuat anak akhirnya sibuk bermain gadget adalah karena orang tua tidak ada bersama mereka. Apalagi jika anak tinggal bersama pengasuh, maka mainan sehari-hari sudah pasti gadget. Tingkatkan intensitas waktu dengan anak agar anak merasa diperhatikan. Arahkan penggunaan gadget pada anak untuk kebutuhan pendidikan yang lebih efektif.
Jika saja anak tidak dicegah sejak dini dalam penggunaan gadgetnya, akan berdampak buruk bagi dirinya sendiri dan orang tuanya. Upayakan untuk mencegahnya dan mulailah membuat kesepakatan dengan seluruh anggota keluarga dalam penggunaan gadget. Usahakan untuk tidak melanggar kesepatakan tersebut. Generasi selanjutnya harus memiliki kecerdasan dalam penggunaan dan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada agar tidak adanya “perbudakan” yang disebabkan dari ciptaan manusia itu sendiri.