Oleh : Tri Retno Utami
Mahasiswa FEB Uhamka
Pendidikan jarak jauh (PJJ) adalah pendidikan formal berbasis lembaga yang peserta didik dan instrukturnya berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan di dalamnya. Pembelajaran elektronik (e-learning) atau pembelajaran daring (online) merupakan bagian dari pendidikan jarak jauh yang secara khusus menggabungkan teknologi elektronika dan teknologi berbasis internet.
Di kala masa pandemi seperti ini semua kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sangatlah terbatas semua kegiatan dilakukan hanya dari rumah masing-masing. Tetapi jika hal tersebut terus terjadi akan menimbulkan banyak konflik dan permasalahan. Dalam hal ini peran orang tua sangatlah di butuhkan untuk membangun karakter serta mental seorang siswa. Di masa pandemi seperti ini para siswa tidak bisa membangun hubungan pertemanan dengan baik dikarnakan metode pembelajaran secara online.
Membangun hubungan pertemanan sangat diperlukan dalam pembentukan sikap, mental dan karakter seorang siswa ada banyak pelajaran berharga dalam perjumpaan dan interaksi dengan teman sebayanya baik dalam hal berkomunikasi, belajar bernegosiasi,dan belajar peduli antar sesama. Hal ini bisa terjadi karna minimnya perjumpaan dengan teman sebayanya dan berdampak terhadap kemampuan anak bersosialisasi serta terhubung secara emosional dengan teman-teman sebaya.
Pada saat ini para siswa melakukan pembelajaran secara online menggunakan aplikasi pendukung seperti Zoom, Gmeet, GCR (googel class room) dan lain-lain. Jika hal tersebut digunakan secara berlebihan akan mengakibatkan siswa mengalami Zoom fatigue atau rasa lelah dan gelisah yang muncul akibat terlalu sering melakukan pertemuan secara daring. Gejala Zoom fatigue ini terlihat ketika siswa mulai kurang fokus, kemampuan mengolah informasi melambat, motivasi menurun, cepat lelah, mudah tersinggung, dan reflek serta respon lambat.
Hal ini dapat di hindari dengan cara melakukan intraksi yang intens antara orang tua dan anak misalnya, jangan biarkan anak bermain gadget terlalu lama, melakukan hal-hal positif seperti bermain permainan yang membantu mengembangkan motorik anak. Selanjutnya mencari tahu tentang keaadaan perasaan anak misalnya, menanyakan kepada anak apakah ia senang melakukan kegiatan tersebut jika tidak hal apa yang membuat mereka tidak senang melakukan kegiatan tersebut.