Kabarpendidikan.Id Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi menyelenggarakan kegiatan rutin yang yaitu Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB). SMB kali ini mengangkat tema Wujudukan Pelajar Pancasila melalui Kurikulum Merdeka. Kegiatan ini ditayangkan melalui kanal Youtube Kemendikbud, Kamis (17/2).
Acara
ini dihadiri oleh para narasumber diantaranya Zulfikri Anas selaku Plt Kepala
Pusat Kurikulum dan Pembelajaran BISKAP, Joko Prasetyo yaitu perwakilan guru
dari SMP Negeri 2 Temanggung Jawa Tengah, dan Stefani Anggia Putri perwakilan
guru Sekolah Dasar dari Negeri SD Negeri 005 Sekupang Batam.
Tema
Wujudukan Pelajar Pancasila melalui
Kurikulum Merdeka ini bertujuan untuk menelaah lebih dalam mengenai penerapan
kurikulum merdeka yang dibuat untuk memberikan kesempatan lebih luas kepada
peserta didik secara aktif
mengeksplorasi isu aktual, dan mendukung pengembangan karakter peserta didik.
Stefani
Anggia Putri mengungkapkan bahwa berdasarkan paradigma yang sudah diterapkan di
beberapa Sekolah Dasar termasuk sekolahnya, kurikulum merdeka mampu menjadi
pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada siswa.
“Maka
dari penerapan paradigma baru ini diharapkan kurikulum merdeka mampu membangun
identitas-identitas pancasila untuk membentuk kompetensi dan karakter peserta
didik,” ujar Anggi.
Zulfikri
Anas menyampaikan, Kurikulum merdeka memiliki keunggulan yang mampu membangun
nilai pancasila dalam pembelajaran dan karakter peserta didik. Dengan penerapan
kurikulum merdeka, peserta didik mampu bergerak leluasa untuk mengeksplor
kemampuan dan potensi dalam dirinya.
“Kurikulum
ini membantu guru untuk merdeka dalam memilih format, metode, dan materi
seperti apa yang cocok dengan indikator apa yang akan dicapai. Sedangkan
peserta didik diberikan ruang seluas-luasnya untuk mengeksplor potensi individu
yang selama ini terkukung dengan materi, tugas, buku dan penilaian yang sama,”
sebut Zulfikri.
Menurut
Joko Prasetyo guru penggerak dan sekolah penggerak harus berkolaborasi dengan
arah menuju profil pancasila. Saat ini peserta didik diharapkan mampu membangun
enam dimensi pancasila dalam karakternya.
“Setelah kita bahas dan dalami tentang hal ini bersama-sama, ternyata pembelajaran tidak hanya seputar nilai ulangan, capaian KKM, tes dan ujian. Tapi bagaimana pengembangan karakter peserta didik yang terintegrasi dengan nilai pancasila. Maka diharapkan karakter ini bisa mendarah daging ke anak didik kita, dan menjadi anak-anak yang berkarakter mulia,” pungkasnya.