Kabarpendidikan.id Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) konsisten dalam mengembangkan sumber dayanya dalam bidang intelektual maupun keimanan, diantaranya Fakultas Psikologi Uhamka selenggarakan kajian keislaman setiap bulan yang terintegrasi pada psikologi dengan mengusung tema Psikologi Kebahagiaan dalam Al-Quran pada seri ke-5 yang diselenggarakan melalui media zoom Meeting ba’da Maghrib, Kamis (10/2).
Tujuan dari pelaksanaan kajian
integras Islam ini adalah untuk terus mendorong, memotivasi dosen dan mahasiswa
dalam melakukan kajian
integrasi Islam, dengan menggali teks al-Qur’an sebagai sumber utamanya.
Kegiatan ini dihadiri langsung
oleh Dekan Fakultas Psikologi Uhamka Anisia Kumala dan Izza Rohman sebagai
pemateri dalam kajian, adapun
pesertanya adalah dosen, karyawan, serta mahasiswa Psikologi
Uhamka, Kegiatan ini bertujuan
mengajak peserta untuk melihat kunci-kunci agar jiwa manusia mendapatkan
kebahagiaan.
Mengawali kajian ini, Ilham
Mundzir selaku Wakil Dekan mengungkapkan bahwa “sebagai petunjuk bagi
manusia, al-Qur’an memuat ajaran-ajaran yang akan membawa manusia kepada
kebahagiaan. Masalahnya sejauh
mana manusia mengkaji al-Quran untuk menemukan rahasia dan kunci-kunci
kebahagiaan tersebut. Selain itu, konsep dan aplikasi kebahagiaan ini sangat
perlu dikaji karena dalam kajian psikologi, konsep kebagiaan itu sangat beragam
baik dipengaruhi oleh agama, kebudayaan, ideologi dari para pakar yang
mengajukan konsep tentang kebahagiaan.
Izza Rohman dalam materinya mengungkapkan al-Qur’an
menggunakan sejumlah istilah untuk merujuk kepada makna kebahagiaan; antara
lain sa’adah, falah. Nah, dengan mengambil konsep falah, Kiai Izza menjelaskan
bahwa setidaknya Allah menginsyaratkan 5 prasyarat agar jiwa manusia merasakan
kebahagiaan.
Pertama adalah khusyuk, yakni merujuk kepada
hadirnya hati dalam setiap beribadah, berinteraksi kepada Allah. Kedua,
bersihnya jiwa (zakatun nafs). Ketiga, keyakinan yang mantap kepada Allah Swt.
Hati yang ragu menjadi sumber kegalauan, sementara hati yang yakin kepada Allah
menjadi sumber kebahagiaan. Keempat, ketakwaan. Segala sikap dan perilaku
manusia yang dilakukan dalam bingkai ketaqwaan akan mendatangkan kebahagiaan.
Sementara sikap dan perilaku yang berada di luar koridor ketaqwaan akan
mendatangkan kesengsaraan. Kelima, hati yang tak terikat dengan dunia
Memang Allah SWT itu telah
mengformulakan Al-Qur’an ini sebagai rahmatan Lil ‘Alamin. Umat yang beriman
pasti ketika bertemu dengan ayat-ayat yang ada di dalam Al-Quran itu hatinya
akan bergetar dan jiwanya tenang ketika melafadzkan ayat-ayat di kitab suci
Al-Quran,” ujar Izza.
Ia melanjutkan bahwa psikologi
merupakan ilmu batin dimana itu menjadi kunci dalam hidup manusia. Jiwa, batin,
dan hati merupakan satu kesatuan yang Allah ciptakan sebagai komponen penting
dan hal-hal tersebut telah Allah jelaskan dalam Al-Quran.
Diharapkan melalui kajian
integrasi Islam ini, civitas akademika Uhamka mampu meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan dalam beribadah kepada Allah SWT. Selain itu mampu membawa
pengetahuan baru dalam memandan Al-Quran sebagai kunci kebahagiaan dalam
kehidupan di dunia maupun akhirat.