Kabarpendidikan.id - Pemerintah Kota Jayapura, Papua, telah menetapkan status tanggap darurat terkait dengan bencana alam yang terjadi di empat di antara lima distrik di daerah itu. Status tanggap darurat berlangsung selama seminggu.
Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano mengatakan dalam rapat kantor akan membahas terkait status tanggap darurat.
"Penetapan status tanggap darurat itu diputuskan setelah forkopimda menggelar rapat di kantor wali kota di Jayapura," tutur Benhur.
Pemkot setempat antara lain membuka 3 posko di Pasar Youtefa, SMA Negeri 4 Entrop, dan Perumahan Organdaguna penanganan bencana tersebut.
Selama masa tanggap darurat, para korban akan diberi bantuan makan 3 kali sehari, sedangkan tim kesehatan memberikan pelayanan kesehatan kepada warga yang sakit.Terkait dengan data pengungsi, menurut Benhur, belum final karena petugas di lapangan masih mendata.
Diperkirakan warga yang menjadi korban, baik banjir maupun longsor, sekitar 7.000 orang tersebar di Distrik Jayapura Utara, Jayapura Selatan, Abepura, danHeram.
"Puji Tuhan Distrik Muara Tami aman karena sebelumnya dikhawatirkan tanggul jebol, " tutur Benhur.
Benhur juga mengharapkan, warga tetap mewaspadai kemungkinan terjadi bencana susulan, terutama mereka yang bermukim di kawasan lereng gunung.
"Saya sudah minta RT/RW mengingatkan warganya untuk waspada, terutama yang tinggal di lereng gunung dan bila memungkinkan untuk sementara mengungsi ke saudara atau tempat yang aman," ujar Benhur.
Bencana banjir terparah terjadi di Pasar Youtefa, Perumahan Organda, SMA 4 Entrop, dan Perumnas IV.Tanah longsor terjadi di empat lokasi, yakni Nirwana, Bhayangkara, APO Bengkel, dan Klofkam menyebabkan tujuh orang meninggal serta enam orang luka-luka.
(ADP)