Kabarpendidikan.id SMK SMTI Yogyakarta telah memulai pembelajaran tatap muka (PTM) per Agustus 2021.
Dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat, seluruh siswa, guru, dan warga sekolah wajib memakai masker.
Rr Ening Kaekasiwi, Kepala Sekolah SMK SMTI Yogyakarta mengungkapkan bahwa pemberlakuan PTM masih terbatas, hanya 50 persen siswa.
Pihak SMK SMTI Yogyakarta menerapkan konsep hybrid dalam proses pembelajaran. Jadi, jika 50 persen siswa masuk, 50 persen sisanya akan belajar di rumah.
Ening menambahkan, “Jadi ada 5 kelas sehari, kurang lebih 60 orang yang masuk, dibagi ke 5 kelas."
Jadi disimpulkan bahwa 1 minggu murid melakukan PTM, 1 minggu belajar di rumah, jadi guru akan mengelola 2 kali pelajaran.
“Sebelum masuk sekolah, kami menyelenggarakan tes swab antigen untuk siswa. Jadi misalnya, Senin akan melakukan PTM, maka Minggu harus dicek dulu. Seperti itu terus," ujar Ening.
Ketika ditanya tentang penutupan sekolah terkait dengan varian yang berkembang dari virus corona Omicron, Ening menjawab bahwa pihaknya akan mengikuti aturan pusat.
Tetapi, jika diberikan kelonggaran untuk PTM terbatas, maka pihaknya akan terus melakukan tes swab antigen pada siswa terlebih dahulu.
“Kami memiliki dokter sendiri untuk menangani hal ini. Untuk itu, kami lakukan tes swab antigen terlebih dahulu agar aman semua. Yang pasti prokesnya kami terapkan dengan ketat,” tutup Ening. (pr)