Kabarpendidikan.id Muhammad Aditya Pratama, mahasiswa Program Studi Teknik Informatika (TI) Fakultas Teknik (FT) Uhamka berhasil memublikasikan penelitiannya di jurnal ilmiah Internasional Education Quarterly Reviews pada Desember 2021. Dalam penelitian itu, dia mencoba menguak bagaimana atensi pelajar selama belajar daring.
Dia menceritakan, penelitiannya
dilatarbelakangi oleh situasi pandemi Covid-19 yang menyebabkan pembelajaran di
universitas berlangsung secara daring.
Kebanyakan di antara kami, kata dia, mengikuti pembelajaran tersebut melalui
layar monitor komputer jinjing.
“Satu ketika, saya tersadar, saat dosen
menerangkan mata kuliah, tak jarang muncul notifikasi baik itu informasi
perlunya updating software, sisa persentase baterai, dan sebagainya. Kebetulan
pula saat ini, saya sedang magang di Pusat Neurosains Uhamka dan bertanggung
jawab pada operasional human eye tracker. Saya berpikir, kenapa tidak saya coba
saja menganalisis bagaimana atensi pelajar saat mengikuti pembelajaran daring
tersebut via layar monitor di komputer jinjing? Alhamdulillah, setelah saya
berdikusi dengan Bapak Arry Avorizano pembimbing sekaligus Ketua Prodi
TI FT Uhamka, saya memutuskan untuk melakukannya,” ujarnya.
Yayu Hizza Anisa selaku Direktur Brain Beta
Lab Indonesia, mengungkapkan, sebagai mitra program Merdeka Belajar Kampus
Merdeka Faklutas Teknik Uhamka, tentu satu kehormatan bagi kami bisa turut
serta membantu pelaksanaan penelitian ini. Human eye tracker Tobii Pro-X2 yang
digunakan, kata dia, bisa menganalisis secara praktis bagaimana atensi
seseorang pada saat memandang sebuah objek.
“Di mana atensi tersebut bisa kami nilai
dengan berbagai indikator seperti perubahan ukuran pupil, frekuensi mata
melihat satu region of interest yang kami tentukan, durasi waktu yang
dihabiskan kala memandang, dan sebagainya.”, ungkap Yayu Hizza Anisa.
Sementara itu, dr. Rizki Edmi Edison selaku kepala Pusat Neurosains Uhamka yang juga menjadi pembimbing penelitian
ini, menjelaskan bahwa meskipun kemunculan notifikasi pada layar monitor dapat
mengalihkan perhatian para pelajar, efek tersebut boleh dikata tidak bermakna
sama sekali.
“Sekalipun bisa menganggu perhatian kala
mengikuti pembelajaran, alhamdulillah data penelitian menunjukkan tidak ada
perbedaan hasil anatara kelompok kontrol dan perlakuan,” ungkap Edmi.
Bisa jadi, kata dia, karena notifikasi
tersebut muncul di sudut kanan bawah, yang berdasarkan pola Z pergerakan mata
manusia berada di urutan terakhir tempat dipandang. “Akan sangat menarik jika
kita coba komparasi dengan notifikasi media sosial seperti whatsapp yang muncul
di sudut kanan atas,” ujar penulis korespondensi artikel berjudul The
Influence of Pop Up Notification on Visual Attention and Learning.