Oleh : Qushayyi Nurul F
Mahasiswa FEB Uhamka
Bahasa gaul adalah bahasa yang sering digunakan anak muda, kebanyakan bahasa gaul muncul karena suatu tren. Saya akan membahas satu contoh, seperti kata "gue, lo," yang sekarang dikenal sebagai bahasa gaul oleh masyarakat luas.
Dikutip dari salah satu jawaban di Quora, awal mulanya, kedua kata ganti orang yang sering digunakan dalam percakapan Bahasa Betawi tersebut diserap dari Bahasa Hokkien yang berasal dari wilayah Min bagian selatan di Tiongkok, yaitu 我 (góa; kata ganti orang pertama tunggal) dan 汝 (lú; kata ganti orang kedua tunggal).
Perbedaan penggunaannya terkait dengan dialek Betawi yang ada di Jakarta. Kata lo/gue dipakai dalam dialek Betawi dalam, sementara lu/gua dipakai dalam dialek betawi luar (pinggiran). Kata lo/gue atau lu/gua sudah sering dipakai di tahun 70-an.
Jakarta adalah Ibukota Indonesia, pusatnya industri dan bisnis, yang salah satunya adalah industri hiburan. Para pelaku industri hiburan (film dan tayangan tv) di Jakarta tentunya tidak ingin repot-repot memproduksi di tempat yang jauh, jadi diambillah latar di sekitaran Jakarta, baik itu latar tempat maupun latar budaya. Siaran televisi yang diproduksi tidak hanya disiarkan di sekitaran Jakarta saja, melainkan seluruh Indonesia.
Karena zaman dahulu televisi adalah barang langka dan mahal, sehingga tidak banyak yang memilikinya, budaya menonton televisi sekampung adalah hal lumrah, warga di satu desa berkumpul di satu rumah yang memiliki televisi untuk menontonnya bersama-sama.
Karena yang ditonton di televisi adalah tayangan yg diproduksi di Jakarta, dan menonton televisi adalah hal mewah, sehingga saat itu orang-orang beranggapan bahwa semua hal yang ditayangkan di televisi adalah hal "keren", lalu muncullah stigma bahwa "lo, gue" adalah bahasa gaul atau bahasa kekinian.
Penggunaan kedua kata ganti orang ini terbawa hingga saat ini, stigma "lo, gue" adalah bahasa gaul masih melekat, sehingga saat ada seorang anak muda yang menggunakan kata ganti "aku, kamu" (yang notabenenya adalah Bahasa Indonesia) di Ibukota atau kota besar di Indonesia akan mendapat reaksi sedikit berbeda dari yang menggunakan "lo, gue". Orang tersebut akan dianggap kurang gaul, terlalu kaku atau semacamnya.
Karena hal ini merupakan bagian dari perkembangan budaya dan teknologi mau tidak mau kita harus menerimanya, dalam perbedaan penggunaan kata ganti ini biasanya akan ada salah satu pihak yang menyesuaikan dengan yang satunya, antara pengguna "aku, kamu" menyesuaikan menjadi "lo, gue" atau pengguna "lo, gue menyesuaikan menjadi "aku, kamu". Pengguna kata ganti "aku, kamu" dianggap orang yang lebih santun, atau bisa diwajarkan jika penggunanya adalah orang non ibukota atau kota besar.