Kabarpendidikan.id - Rencana pemerintah melakukan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun di sekolah didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) .
Anang Ristanto selaku Plt Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek menyampaikan "Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19 yaitu melalui program vaksinasi beserta perluasan target sasaran vaksinasinya dan kami akan selalu mendukungnya," ujarnya.
Menurut Anang, salah satu landasan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dengan diberlakukannya vaksinasi guru dan peserta didik berusia 12-18 tahun. Adanya vaksinasi untuk guru dan siswa dapat memberikan harapan untuk menghadapi kebiasaan baru, yakni PTM terbatas dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
"Pemerintah terus melakukan evaluasi kebijakan pembelajaran selama masa pandemi Covid-19, termasuk pembelajaran jarak jauh (PJJ). Efektivitas PTMT tidak bisa disamakan denga PJJ," kata Anang.
Anang mengatakan, anak-anak berpotensi mengalami learning loss atau penurunan capaian pembelajaran apabila PJJ diperpanjang, sebab bagi beberapa anak PJJ kurang efektif, karena keterbatasan ekonomi keluarga dan jaringan internet.
"Selain itu, akan berdampak negatif pada perkembangan sosial dan psikologi bagi anak, orang tua, maupun guru apabila PJJ dilaksanakan dengan waktu yang lama. Penutupan PTM selama pandemi berdampak pada beberapa aspek, termasuk mental anak dan orang tua," tutur Anang.
Pemerintah daerah terus awasi pelaksanaan PTMT dan dievaluasi. Apabila terdapat siswa atau tenaga pendidik yang positif Covid-19 untuk memutus rantai penyebaran virus maka PTMT harus dihentikan sementara. "Sebelum menyelenggarakan PTM terbatas, ada data yang harus diisi dan dipenuhi persyaratannya oleh kepala sekolah atau satuan pendidikan dalam SKB 4 Menteri," tutur Anang.
Sementara itu, saat pandemi Covid-19 di Indonesia mulai bertransisi menjadi endemi, pemerintah akan kembali melakukan evaluasi PTM terbatas, yang ditandai oleh kasus positif menurun, penurunan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, dan penurunan angka kematian secara konsisten.
"Di masa pandemi dinamika pembelajaran terus terjadi dengan melihat perkembangan situasi. Kita terus beradaptasi dengan perubahan yang ada dan akan terus menyesuaikan dengan perkembangan pandemi, termasuk metode pembelajaran," ujar Anang.
(ADP)