Raisa Nur Inayyah
Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIKES Uhamka
Pandemi tak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tapi juga dapat memengaruhi kondisi mental setiap orang. Menurut data survei Global Health Data Exchange 2017, ada 27,3 juta orang di Indonesia mengalami masalah kesehataan kejiwaan. Artinya, satu dari sepuluh orang di negara ini mengidap gangguan kesehatan jiwa.
Untuk data kesehatan mental remaja di Indonesia sendiri pada 2018, terdapat sebanyak 9,8% merupakan prevalensi gangguan mental emosional dengan gejala depresi dan kecemasan untuk remaja berumur > 15 tahun, meningkat dibandingkan pada 2013, hanya 6% untuk prevalensi gangguan mental emosional dengan gejala depresi dan kecemasan untuk remaja berumur > 15 tahun. Sedangkan untuk prevalensi gangguan jiwa berat seperti skizofrenia pada 2013 mencapai 1,2 per seribu orang penduduk.
Pada tahun 2020, Satgas Covid-19 memperoleh data survei penilaian cepat yang menunjukkan bahwa 47% anak Indonesia merasa bosan di rumah, 35% merasa khawatir ketinggalan pelajaran, 15% anak merasa tidak aman, 20% anak merindukan teman-temannya dan 10% anak merasa khawatir tentang kondisi ekonomi keluarga.
Saat kesehatan mental remaja tertekan, bisa dilihat tanda – tandanya, seperti :
Terlihat tidak bersemangat.
Nafsu makan berkurang.
Pola tidur berubah / terganggu /susah tidur.
Khawatir yang berlebihan.
Berikut ini adalah langkah – langkah untuk menanganinya, antara lain:
1. Lakukan aktivitas fisik.
Pilih aktivitas fisik seperti olahraga ringan yang mampu menenangkan pikiran serta membangun mood lebih baik.
2. Mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang.
Tetap menjaga pola makan secara teratur dengan asupan yang bergizi seimbang.
3. Jauhi kebiasaan buruk.
Hindari rokok dan alkohol ketika sedang stres. Sebaliknya, tidur dan istirahat yang cukup.
4. Manjakan diri.
Beri waktu untuk kita menikmati waktu menyendiri, mengerjakan hobi, mencoba hal baru, menjalankan rutinitas yang dapat mengusir rasa jenuhdan meredakan stress.
5. Bijak menerima informasi.
Mencari informasi yang benar dari sumber terpercaya, mengurangi bermain sosial media, serta membatasi menonton/melihat berita tentang Virus Corona juga bisa mengurangi kecemasan yang dirasakan pada remaja.