Kabarpendidikan.id E. Aminudin Aziz, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menjelaskan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia harus bervariasi dan berkembang, tidak boleh tertahan dengan satu metode atau format peninggalan masa orde baru yang sudah tidak sesuai dengan zamannya.
Ia juga menambahkan. "Penggunaan bahasa Indonesia dalam satu format oleh masyarakat merupakan salah satu macam penjajahan paling berhasil di zaman Orba."
Aminudin memaparkan bahwa salah satu contoh pembelajaran satu format seperti mengajarkan bahasa melalui tokoh yang sama, contohnya "Ini Ibu Budi". Menurutnya pemebelajaran seperti ini merupakan pembelajaran yang kaku dan tidak menyeluruh.
"Di Indonesia bagian-bagian tertentu jarang orang memiliki nama "Budi". Nama "Budi" hanya ada di daerah-daerah seperti Pulau Jawa dan sekitarnya. Dari hal tersebut menjadikan politik bahasa Indonesia sangat kuat pada masa itu," ungkap Aminudin.
Aminudin melanjutkan bahwa penyebaran bahasa Indonesia tidak melulu seperti itu, harus ada pengembangan bahasa yang menyeluruh atau corpus planing.
"Pemahaman bahasa akan terhenti, jika tidak adanya perkembangan. Kami mengajak dengan adanya kegiatan corpus ini, maka ada pusat perlindungan bahasa dan sastra Indonesia nantinya," tutur Aminudin.
Akan tetapi kegiatan corpus planning ini pun harus diajarkan dan disebarkan melalui pembelajaran di sekolah dan luar sekolah.
Lanjut Aminudin, "Bahasa harus bisa dipelajari karena adanya struktur. Dalam pembelajaran ini terdapat adanya standarisasi dan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI)," tutupnya.