Galuh Murya Widawati Kepala Bidang PAUD dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Disdik Kota Surakarta mengatakan “Kami akan prioritaskan PAUD negeri dahulu jika memang jadi. Di Solo ada 8 PAUD negeri. Sedangkan untuk yang swasta atau lembaga, itu kebijakan pimpinann yayasan,” tuturnya.
Galuh mengaku, instruksi untuk swab PCR bagi siswa PAUD sejauh ini belum ada. Namun, ia tegas menolak usulan tersebut. Menurutnya hal ini bisa menimbulkan trauma bagi siswa bersangkutan.
“Kami sebenarnya sudah meminta ke dewan khusus agar siswa PAUD tidak usah di-swab PCR. Karena seperti yang kami bilang, sangat bahaya dampaknya jika mereka di-swab,” tutur Galuh.
Galuh menegaskan, jika ada wali murid yang ingin swab PCR secara mandiri disdik tidak akan membatasi hal tersebut. Jika tes dilakukan di sekolah, disdik belum bisa menjamin siswa akan bersedia.
“Yang namanya swab itu sakit, meskipun kamu membujuknya. Tentu mereka akan menangis dan dapat menyebabkan trauma tersendiri untuk mereka,” ujar Galuh.
Galuh menambahkan, disdik lebih mengutamakan pembelajaran tatap muka (PTM) di PAUD, untuk memberikan pengalam baru bagi siswa. Dengan adanya PTM ini merupakan suatu kebahagian dan kenyaman anak saat menjalani pembelajaran. Namun tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Ditanya regulasi swab PCR bagi siswa PAUD, Galuh mengaku masih menunggu arahan lebih lanjut. “Kami akan tetap mematuhi peraturan. Kami juga yakin, pemerintah akan melakukan yang terbaik bagi pendidikan. Kami hanya dapat memberikan saran dan semoga dapat dipertimbangkan,” tuturnya.