Kabarpendidikan.id Uhamka adakan Takziah Virtual dalam rangka pengajian takziah virtual atas wafatnya Prof Dr H Suyatno MPd yang menjabat sebagai rektor Uhamka 2005-2018. Kegiatan takziah berlangsung menggunakan media zoom meeting, Senin (11/10).
Kegiatan yang dihadiri oleh civitas akademika Uhamka, pimpinan pusat hingga ranting Muhammadiyah se-Indonesia bahkan dari mancanegara, dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia.
Rektor Uhamka Prof Gunawan Suryoputro menyampaikan sambutan dan kenangan dalam kegiatan tersebut.
“Innalillahi wainnaillaihi rojiun. Allahummaafirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu. Atas nama keluarga besar Uhamka sekaligus atas nama Universitas Muhammadiyah Bandung, kami menyampaikan duka mendalam kepada keluarga besar almarhum terutama ibu dan putra putrinya. Kami merasa kehilangan teman sejawat, tokoh yang selalu dan sejak awal membesarkan Uhamka begitupun merintis UMB.”
Prof Gunawan menyampaikan kesan dan pesan selama mengenal almarhum Prof Suyatno, “Beliau sosok yang memiliki keuletan, gerakan-gerakan gesit lincah, selalu luas bergaul, apa yang dikerjakan harus sampai dan bisa bermanfaat. Tentunya Uhamka akan selalu mengenang dan mengingat kebaikan dan kerja keras beliau dalam membangun Uhamka dengan semangat kerja keras, dan kerja bersama.”
“Almarhum Prof Suyatno sebagai penggerak utama dan mengelola Uhamka dengan baik. Jika diibaratkan, Uhamka dan almarhum Prof suyatno bagaikan dua sisi mata uang. Ketika kita sebut Uhamka maka kita ingat Prof Suyatno, begitu pula sebaliknya. Kami keluarga besar Uhamka khususnya merasa kehilangan atas wafatnya beliau. Kami mendapatkan spirit dan inspirasi dari beliau untuk meneruskan apa-apa yang beliau torehkan di Uhamka,” tambahnya.
Dilain pihak, Prof Dr Haedar Nashir MSi selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah dalam Taziah Virtual. Prof Haedar menyampaikan dalam tausyiah, “Tentu kita kehilangan dan berduka yang mendalam atas kepergian almaruh Prof Suyatno. Akan tetapi, kita hanya bisa menyampaikan innalillahi waiinaillahi rojiun ‘semua dari Allah dan akan Kembali kepada Allah’.”
“Wasilah kematian melalui sakit atau tidak sakit. Titik terakhir kematian dalam bentuk ajal hanya Allah yang Maha Tahu. Itulah pentingnya mengimani kematian dan mengimani hari yang gaib dari takdir Allah. Kami percaya betapapun kehilangan dan duka mendalam Ibu Yatno dan keluarga besar melepas kepergian almarhum Prof Suyatno dengan ikhlas, tawakal dan penuh pengharapan kepada Allah bahwa Pak suyatno khusnul khotima, dan diampuni serta dosanya, diterima amal ibadahnya dan kita doakan semoga ditempatkan di sisin Allah di Jannatun Naim.” Paparnya.