Karya Chadela Vindriyanti Putri
Mahasiswa S1 Bahasa Inggris FKIP Uhamka
Pandemi COVID-19 telah berdampak besar pada kehidupan kita. Banyak dari kita menghadapi tantangan yang bisa membuat stres yang berlebihan, dan menyebabkan emosi yang kuat baik pada orang dewasa, dan anak-anak. Tindakan kesehatan masyarakat, seperti social distancing, diperlukan untuk mengurangi penyebaran COVID-19, namun hal tersebut nyatanya dapat membuat kita merasa terisolasi dan kesepian serta dapat meningkatkan stres dan kecemasan.
Stress yang berlebihan dapat menimbulkan perasaan takut, marah, sedih, khawatir, mati rasa, atau frustrasi dan menyebabkan perubahan nafsu makan, energi, keinginan, dan minat. Manifestasi stres yang paling umum adalah suasana hati yang rendah dan lekas marah. Meskipun stres adalah respons normal selama krisis, stres diketahui dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan disregulasi kekebalan, yang dapat menurunkan atau memperburuk kondisi tubuh. Selama pandemi ini, sumber stres dapat terjadi setelah jumlah kematian virus, sering memantau media atau laporan media sosial, merasa terisolasi selama karantina, tidak bisa bersama orang yang dicintai, dan mengalami kesulitan keuangan. Dengan demikian, karantina massal sangat mungkin meningkatkan kecemasan atau kondisi kesehatan mental lainnya secara signifikan
Wajar jika kita merasa stres, cemas, sedih, dan khawatir selama pandemi COVID-19. Namun, tidak baik untuk kita mengabaikan rasa stress tersebut, ada beberapa hal yanh dapat kita lakukan saat terjebak dalam rumah dan tidak dapat pergi berjalan-jalan keluar. Salah satunya adalah dengan melakukan meditasi di rumah, meditasi dapat membantu memulihkan rasa kontrol kita saat kita fokus pada napas atau kata atau frasa positif. Hal lainnya yang dapat kita lakukan adalah melakukan Self-care. Kita dapat memanfaatkan waktu yang ada untuk melakukan perawatan diri yang dapat bermanfaat pula pada kesehatan kita sehingga kita dapat terhindar dari segala virus.
Karena pandemi COVID-19 terus mempengaruhi lebih banyak orang di seluruh dunia, dukungan yang memadai harus diberikan kepada mereka yang terkena dampaknya, tidak hanya secara fisik, tetapi juga mental. Menjaga kesehatan mental yang baik selama pandemi penting karena juga dapat mencegah penurunan kesehatan fisik. Saat ini, sudah tersedia layanan online untuk kesehatan jiwa seperti Mobile App Survey dan penggunaan media sosial. Selain itu, untuk menjalin koordinasi antara Indonesia dengan negara-negara lain di Asia, dibentuklah Southeast Asia Mental Health and Counseling Association bekerja sama dengan Malaysia, Brunei Darussalam, dan Timor Leste. Langkah ini diharapkan dapat membantu Indonesia memiliki layanan bantuan kesehatan mental yang lebih baik selama pandemi ini.