Karya Atsna Virayani Yusriy Widarey
Mahasiswa D3 Perpajakan FEB Uhamka
Pendidikan merupakan hal wajib yang perlu diperhatikan secara serius terutama di Indonesia, berbagai hal yang baru telah direncanakan dan usahakan dengan baik agar terciptanya pendidikan yang berkualitas. Namun, banyaknya ketertinggalan dan persaingan dalam dunia pendidikan di Indonesia dalam segi metode dan gaya mengajar mengalami krisis yang sangat miris.
Sudah tak asing bagi kita untuk mendengar eSports atau kompetisi game. Bila dilihat dari media massa ataupun berita, ternyata kompetisi game lebih diminati daripada lomba pelajaran. Mengapa demikian? Karena memang kita sebagai pelajar ataupun mahasiswa cenderung memilih untuk mendapatkan hadiah yang lebih besar ataupun menggiurkan. Jumlah hadiah yang besar meningkatkan gengsi dan minat orang untuk ikut perlombaan tersebut. Ketika minat untuk ikut perlombaan itu tinggi, maka akan timbul persaingan yang ketat dan orang-orang akan mempersiapkan dengan serius dan fokus, hingga terciptalah level ataupun skill peserta lomba menjadi lebih tinggi.
Lalu bagaimana misalnya dengan olimpiade pelajaran hadiah yang ditawarkan lebih besar dari perlombaan game. Bila hal itu terjadi, minat pelajar untuk ikut lomba olimpiade akan sangat meningkat. Dengan pola pikir yang sama ketika minatnya banyak, maka muncul persaingan yang ketat dan akhirnya pelajar akan terus mempersiapkan dengan giat dan serius untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Melihat dari segi media massa ataupun lingkungan, beberapa pelajar terkadang sekolah maupun pihak pemerintah kurang mendukung untuk mengiku lomba baik dari segi moral maupun materi. Sehingga hal ini mematahkan semangat para pelajar untuk mengikuti perlombaan. Tidak jarang mereka akhirnya membatalkan rencananya untuk mengikuti sebuah perlombaan dikarenakan tingginya biaya dan tidak ada keringanan dari sekolah maupun pemerintah. Hal ini perlu diperhatikan lebih serius agar kedepannya bisa ditingkatkan.
Selain persaingan antara dunia game dan dunia pendidikan, hal lain yang membuat Indonesia krisis dalam hal pendidikan adalah karena waktu belajar di sekolah sangat lama dan panjang. Disamping waktu belajar yang panjang, pelajar juga menghabiskan waktu mereka untuk tambahan kelas atau bimbingan belajar dan juga mengerjakan tugas. Sistem pendidikan ini membuat para pelajar lelah hingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat, hal ini menyebabkan pelajar sulit menyerap pelajaran dengan efektif dan pelajar memiliki pandangan yang buruk pada sekolah. Gaji guru yang relatif rendah membuat kesadaran para pelajar enggan untuk menggantikan posisi para guru di Indonesia.
Indonesia perlu perubahan untuk membangun kualitas pendidikan di Indonesia, dengan memperhatikan aspek pengajar maupun pelajar agar terdorongnya motivasi kesejahteraan dunia pendidikan. Demi Indonesia berkemajuan.