Karya Rizky Amanda Putri
Mahasiswa D3 Perpajakan FEB Uhamka
Meningkatnya jumlah pasien Covid-19 membuat sejumlah rumah sakit yang ada di Indonesia penuh. Hal ini mengakibatkan Layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Unit Perawatan Insensif (ICU) ditutup lantaran minimnya pasokan oksigen. Salah satu vendor penyedia pasokan oksigen kewalahan memenuhi lonjakan permintaan oksigen dari sejumlah rumah sakit. Oksigen yang saat ini di produksi hanya di prioritaskan untuk memenuhi oksigen di sejumlah rumah sakit.
Hal ini membuat pemerintah mengimpor oksigen dari Negara lain, salah satunya Singapore. Pemerintah mengungkapkan bahwa sudah mengimpor 10 ribu oksigen dari Singapore guna memenuhi kebutuhan oksigen di tengah melonjaknya kasus penularan Covid-19. Walaupun oksigen yang di produksi di dalam negeri masih terus berjalan, tetapi pemerintah merasa bahwa impor oksigen masih dibutuhkan sebagai upaya mengisi kekosongan oksigen di beberapa wilayah yang ada di Indonesia.
Oksigen sendiri merupakan alat yang berfungsi mengambil oskigen dari udara bebas dan di proses untuk membantu seseorang bernapas. Lonjakan oksigen tidak hanya di rumah sakit, tetapi masyarakat juga kesulitan membeli oksigen untuk keluarganya yang sedang sangat membutuhkan oksigen. Selain itu, ada juga sebagian masyarakat juga yang latah ikut membeli oksigen hanya untuk persediaan pribadi, bukan karena akan digunakan untuk kebutuhan yang mendesak.
Kondisi seperti ini yang membuat produsen oksigen harus cepat untuk menyediakan oksigen terutama untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit. Karena oksigen ini sangat di perlukan untuk membantu pasien Covid-19 yang kesulitan untuk bernapas. Dan masyarakat yang saat ini sedang tidak sangat membutuhkan oksigen, sebaiknya tidak diperbolehkan untuk membeli oksigen karena itu hanya panic buying.