Oleh Herri Mulyono
Dalam kontek pendidikan digital, sosial media
memainkan peran dalam membantu guru dan siswa mencapai tujuan-tujuan
instruksional dalam beragam kelas pembelajaran online. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh tim dosen UHAMKA, yaitu Herri Mulyono, Gunawan Suryoputro, dan
Shafa Ramadhanya memperlihatkan peran sosial media dalam mendukung proses
pembelajaran dalam kelas digital. Penelitian yang didanai oleh Hibah Penelitian
DPRM DIKTI tahun 2019-2020 ini menguraikan bagaimana integrasi sosial media
dalam pembelajaran online dapat diterima dengan baik oleh siswa. Sosial media
dapat menjadi alat bantu guru dalam menjaga interaksi dan keterikatan siswa
dengan kegiatan belajar yang mereka ikuti.
Penelitian dosen UHAMKA tersebut di atas yang juga
diterbitkan dalam jurnal internasional bereputasi tahun 2021 ini telah berhasil
mengidentifikasi beberapa faktor pendukung peran positif dari sosial media
dalam kegiatan pembelajaran onlilne tersebut. Seperti contohnya, siswa
mendapatkan nilai manfaat dari sosial media dimana sosial media dapat
memberikan ruang bagi mereka untuk saling mendukung baik secara kognitif maupun
emosional selama proses belajar. Selama proses interaksi di sosial media dalam
kelas digital, siswa juga terlihat saling memberikan motivasi antara satu
dengan lainnya, sehingga hubungan saling motivasi ini dapat melahirkan
kedekatan dan keterikatan diantara siswa. Nilai manfaat inilah yang kemudian
menjadi alasan utama siswa menggunakan teknologi sosial media untuk mendukung
kegiatan belajar online mereka secara berkesinambungan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh tim Dosen UHAMKA tersebut
tentunya dapat memberikan informasi yang sangat penting, dan menjadi pelajaran
bagi kita bersama bagaimana pemanfaatan sosial media seperti Whatsapp dapat
menjadi teknologi pendukung dalam proses pembelajaran digital. Selain juga kita
dapat menekankan pemberdayaan teknologi sederhana untuk mendukung kegiatan
pembelajaran.
Dengan kata lain, sosial media dapat menjadi teknologi
alternatif dalam pengelolaan kelas pembelajaran digital dengan mencakup
beberapa aspek penting.
Pertama, integrasi sosial media dalam kelas digital
harus diarahkan sebagai alat distribusi informasi terkait kegiatan
instruksional, baik yang bersumber dari sekolah kepada siswa, guru kepada siswa
ataupun penyebaran informasi instruksional diantara siswa itu sendiri.
Kedua, pengelolaan kelas pembelajaran digital yang
memanfaatkan sosial media harus mampu menciptakan ruang bagi siswa untuk
mengekspresikan ide dan gagasannya melalui kelompok-kelompok diskusi. Tentunya
ekspresi ide dan gagasan tersebut harus diarahkan sebagai media alternative
yang memfasilitasi kegiatan pembelajaran teman sebaya itu sendiri dan pada
akhirnya mendukung kegiatan pembelajaran secara keseluruhan. Dalam konteks ini,
siswa yang memiliki kemampuan lebih diarahkan untuk dapat membantu siswa lain
yang kurang mampu secara kognitif, afektif maupun dalam aspek psikomotor.
Ketiga, pengelolaan pembelajaran dapat memaksimalkan
peran sosial media dalam mengatasi permasalahan yang ditemui oleh siswa.
Misalnya, sosial media dapat dijadikan ruang mediasi atas konflik yang terjadi
antar siswa dikelas digital. Seperti pada kelas tradisional, guru seringkali
menemukan konflik interpersonal diantara siswa, dimana siswa merasa sulit untuk
belajar dengan siswa yang lain dikarenakan adanya jarak status maupun kondisi
emosi yang sedang dialami. Siswa sering kali mendapatkan dirinya sulit untuk
membangun kedekatan satu sama lainnya. Dalam hal ini, guru dapat menggunakan
sosial media untuk menyelesaikan konflik pembelajaran antar siswa tersebut.
Suasana kelas yang mampu mendekatkan siswa secara kognitif dan emosional
tentunya akan sangat berdampak positif dalam membantu pencapaian tujuan
instruksional.
Dari tiga aspek pengelolaan kelas di atas, guru harus
mendapatkan informasi yang cukup serta harus mau belajar dengan kolega di
sekolah dalam merencanakan kegiatan pembelajaran digital dengan dukungan sosial
media. Guru harus jeli dalam merencanakan aktivitas belajar dan pembelajaran
dengan dukungan teknologi dan materi pembelajaran yang sesuai. Salah satu aspek
yang harus disadari guru dalam perencanaan ini adalah tentang bagaimana sosial
media nantinya dapat digunakan secara maksimal dalam menciptakan ruang dan
kesempatan pembelajaran informal.
Perencanaan pembelajaran digital dengan dukungan
sosial media harus dikembangkan secara struktur dan sistematis. Oleh karenanya
guru harus selalu belajar dalam memahami karakteristik sosial media dan
fitur-fitur yang tersedia didalamnya. Selain juga guru harus memiliki kecakapan
dan literasi sosial media, khususnya yang terkait dengan normal-norma sosial
dalam masyarakat. Kesadaran, literasi dan kecakapan digital inilah yang
kemudian akan membantu guru dalam mengembangkan karakter siswa yang baik ketika
berinteraksi dengan alat bantu teknologi.