Kabarpendidikan.id Dalam rangka purnabakti Edi Sukardi yang sudah mengabdi selama 38 tahun di Uhamka, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mendapat dukungan dari Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Uhamka selenggarakan Resepsi Budaya melalui daring dan luring di Aula Ahmad Dahlan FKIP Uhamka dengan mematuhi protokol kesehatan pada Jumat (17/09).
“Sebenarnya masa bakti ini merupakan masa bakti tahap pertama karena pak Edi tidak akan berhenti, kerja-kerja beliau akan terus berlanjut. Kemudian sebagai senior kami, Pak Edi memiliki tempat tersendiri di hati prodi Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai teman, orang tua bijak, senior, dan pendamping. Acara ini memang didedikasikan atas pengabdian beliau yang sudah berlangsung selama 38 tahun,” tutur Prof Prima Gusti Yanti selaku Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Rangkaian resepsi kebudayaan ini berlangsung dengan rangkaian pesan kehidupan, pembacaan puisi oleh sahabat, peluncuran buku puisi, dan album musikalisasi puisi dipersiapkan untuk mengapresiasi dedikasi Edi selama masa bakti di prodi dan Uhamka sebagai dosen, ketua jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia IKIP Muhammadiyah Jakarta dan meneruskan posisi tersebut ketika IKIP MJ konversi menjadi Uhamka, menjabat wakil rektor III Uhamka pada tahun 2001-2004, wakil rektor IV 2004-2008, dekan FKIP Uhamka 2010-2018, ketua lembaga pemberdayaan, dan pengabdian masyarakat, ketua pusat studi budaya beta.
Desvian Bandarsyah selaku Dekan FKIP Uhamka menyampaikan dalam sambutan, “Pak Edi sudah memasuki masa pensiun. Sebenarnya tidak pensiun karena darmabakti kepemimpinan ketokohan masih berlangsung dalam tradisi Muhammadiyah (Muhammadiyah tidak ada yang pensiun).”
Selain memberi sambutan, Desvian pun membagikan kenangan bersama Edi melalui penuturan, “Menemani beliau menjadi pemimpin menarik sekali. Saya kira kampus ini membutuhkan orang-orang yang memiliki komitmen dan konsentrasi di dalam mengembangkan kader. Walaupun situasinya berbeda namun cara-caranya saya kira tidak jauh berbeda maka semangat, motivasi, komitmen, contoh teladan bisa kita ambil dari beliau. Saya termasuk kadernya. “
“Kami sampaikan terima kasih, bapak atas pengabdian yang tidak pernah henti. Kami ucapkan terima kasih, mudah-mudahan kami bisa melanjutkan tradisi proses pembinaan kaderisasi, melanjutkan apa yang telah dirintis, apa yang telah diperbuat dan apa yang berkembang pada hari ini,” ucap Desvian.
Dalam pesan kehidupan, Edi Sukardi yang telah menerbitkan beberapa buku seperti Esai Lima Alinea, Pembelajaran Menulis,Rumah Kita, Akhlak Terpuji, Masih Ada Jalan Mendaki, Wajah-Wajah Suami, Wajah-Wajah Istri, Panduan Keluarga Sakinnah dan kumpulan puisi seperti Aku Baru Tahu Kalau Aku Muhammadiyah, Kang Komar, Penjara, Sempat dan Sempit, Dari Mana Datangnya Cinta, Aksara Kehidupan dan Akan Dikenang, meyampaikan, “Di Muhammadiyah jangan mencari jabatan namun jika mendapatkan perintah/amanat untuk menjabat maka terimalah,” tuturnya.
Selanjutnya dia pun mengatakan, “Prinsip hidup kita adalah bahwa kita harus berani mengambil keputusan dan kreatif. Saya nulis puisi yang berlangsung setiap hari sampai saat ini berjumlah 1.777 halaman. Teruslah berkarya, jangan berhenti mengembangkan potensi diri sesuai fashion masing-masing. Hidup ada pasang surut, itu hal yang biasa.”
Akhirnya dia pun berpesan agar dosen muda dapat mengembangkan diri secara profesional, “Salam hormat kepada teman-teman prodi PBSI yang telah menyelenggarakan acara ini sebagai penghormatan selama pengabdian saya di PBSI dan Uhamka. Kembangkan terus potensi dan diri hingga guru besar (Prof). Kalau sudah jadi asisten ahli harus jadi guru besar.Terima kasih. ” tutur Edi.