Usia menjadi tolak ukur masuk SMA

Rabu, 04 Agustus 2021 | 07:22 WIB Last Updated 2021-08-04T00:22:00Z

 

Karya Aliffio Satria Nugroho 

Mahasiswa D3 Perpajakan FEB Uhamka

Dijaman ini pendidikan semakin sulit terutama diindonesia, padahal slogan nya, mencerdaskan bangsa namun, pendidikan dipersulit, persyaratan yang membuat orang orang berhenti berharap terhadap pendidikan. Banyak yang kehilangan pendidikan karena putus sekolah atau karena ekonomi yang melanda keluarga nya. 


Banyak yang terpaksa harus bekerja karena tidak bisa mendapatkan pendidikan, menjadi penjahat criminal atau perampok sekalipun, semua orang mau yang namanya ilmu, namun ilmu tesebut masih di persulit untuk didapatkan, ada yang harus menyogok baru bisa mendapatkan ijazah paket C atau pendidikan lainnya. Berharap kedepannya tidak terjadi lagi seperti ini.


Sejumlah siswa dihantui ketakutan tak bisa sekolah karena terbentur ketentuan kriteria usia dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020 di DKI Jakarta. Mereka takut karena umurnya tak sesuai kriteria yang tertuang pada Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nomor 501 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis PPDB Tahun Pelajaran 2020/2021.Surat tersebut menyatakan proses seleksi bakal dilakukan melalui jalur zonasi dan afirmasi. Jika peserta pada kedua jalur melebihi daya tampung, maka dilakukan seleksi berdasarkan usia tertua hingga termuda.


Mayra, peserta PPDB 2020 dari jenjang SMP ke SMA, misalnya, yang cemas usianya tak sesuai ketentuan. Ia baru berusia 15 tahun pada Oktober nanti. Di sekolah pun, ia termasuk yang paling muda di angkatannya.Sejak masih duduk dibangku Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), ia selalu belajar di sekolah swasta. Ini pertama kalinya Mayra mengikuti seleksi PPDB. Hal itu saja sudah membuatnya cemas.Ditambah lagi pilihan SMA yang ingin dituju kebanyakan lokasinya jauh dari rumah yang di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.Sedangkan sekolah yang diinginkan berada di Kebayoran Lama dan Pondok Labu. Jika dilihat dari jalur zonasi, jaraknya tak sedekat yang diinginkan. Mayra pun terpikir untuk mendaftar lewat jalur prestasi. Namun dirinya masih juga pesimis meskipun punya segudang sertifikat, mulai dari lomba basket, baseball, piano, wushu, hingga balet. Ia menduga sertifikat itu belum cukup.


"Katanya sertifikat lombanya harus ada yang disupport sama gubernur. Aku jadi nggak yakin," ungkapnya. Karena cemas dengan berbagai ketentuan PPDB yang tak mendukung situasinya, kedua orang tua Mayra menyarankan dirinya masuk sekolah swasta jika tak lolos PPDB.Kemudian setelah semester satu selesai, ia bisa pindah ke sekolah negeri yang diinginkan di semester dua. Ini juga agar ia tak terus memikirkan kemungkinan tak bisa sekolah jika tidak lolos PPDB. Sedangkan Rulyanti ,orang tua dari siswa lulusan SMP yang akan masuk SMA, menyiasati dengan berbagai strategi supaya anaknya bisa lolos PPDB. Ia justru mengaku lega PPDB DKI Jakarta punya jalur zonasi dan ketentuan usia."Kalau seperti dulu, jalur prestasi. Aduh pusing aku. Bisa-bisa anaknya nggak sekolah karena nilai”.Agar bisa lolos, ia memilih sekolah dengan jarak terdekat dengan rumahnya. Sekolah pilihan pertamanya berjarak tak sampai dua kilometer dari rumah.


Kemudian sang anak juga sudah berusia 15 tahun sejak November 2019. Sehingga ketentuan usia menurutnya bisa membantu anaknya masuk sekolah yang dituju.Kendati begitu, Rulyanti mengaku sempat tersendat kendala teknis ketika melakukan pra pendaftaran PPDB 2020. Untuk membuka situs PPDB DKI, ia butuh waktu satu jam mengotak-atik komputer."Buka situsnya aja itu nggak masuk-masuk. Sejam kerjaannya cuma refresh-refresh terus. Sampai tiap refresh marah-marah," ujarnya.Ia sendiri punya pengalaman sulitnya mendaftarkan anak lewat PPDB di tahun-tahun sebelumnya. Ia selalu panik karena takut anaknya tak dapat giliran.


Tahun ini pun tak berbeda. Untuk mengikuti pra pendaftaran saja, setidaknya tiga orang turut membantu mengakses situs PPDB.Belajar dari pengalaman tersebut, ia berencana melakukan tahap pendaftaran selanjutnya tepat ketika pendaftaran dibuka. Ini supaya anaknya bisa cepat-cepat terdaftar dan lolos sekolah yang dituju.Diketahui tahap pendaftaran PPDB SMP dan SMA DKI digelar bulan Juni dengan jadwal berbeda-beda sesuai jalur. Jalur inklusi, afirmasi, dan prestasi non akademik dibuka 15 sampai 16 Juni. Kemudian jalur zonasi pada 27 Juni 2020. 


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Usia menjadi tolak ukur masuk SMA

Trending Now

Iklan

iklan