Kabarpendidikan.id Diabetes Melitus yang menjadi salah satu penyakit paling mematikan, kasusnya cukup tinggi di Indonesia. Penyakit ini menyebabkan komplikasi berupa luka kaki diabetes.
Selain itu, penyakit ini juga dapat mengakibatkan amputasi kaki hingga berujung pada kematian. Untuk penyembuhannya bisa dengan medis hingga non medis.
Namun, terapi alternatif lebih banyak diminati oleh masyarakat di seluruh dunia dikarenakan biaya pengobatan yang dikeluarkan relatif lebih sedikit, dan tidak menimbulkan efek samping.
Sehubungan dengan hal tersebut, tiga mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) mencoba memberikan solusi dengan memanfaatkan bahan telur keong mas sebagai alternatif penyembuhan luka kaki pada penderita diabetes.
Keong mas sudah sejak lama dikenal sebagai hama yang merugikan petani. Untuk mencegah kerugian yang semakin besar, telur keong mas dapat dimanfaatkan sebagai alternatif penyembuhan luka kaki pada penderita diabetes.
Telur keong mas ini memiliki aktivitas antioksidan yang cukup tinggi yang ternyata dapat digunakan sebagai bahan penyembuhan luka.
Adapun ketiga mahasiswa itu ialah Chosiatun Nafingah (FK), Silvi Zakiyatul Ilmiyah (FMIPA), serta Divai Nabilatul Ngilmiyah (FP).
Dengan bimbingan dari dosen dr. Yulia Dwi Setya, M.Biomed., penelitian tersebut berhasil memperoleh pendanan dari Kemdikbud Ristek dalam ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2021 bidang Riset Eksakta.
"Pada penelitian ini, kami menggunakan Sel Punca Mesenkim sebagai bahan tambahan yang akan dikombinasikan dengan telur keong mas," ujar Chosiatun selaku perwakilan tim seperti dikutip dari laman UB, Selasa (10/8/2021).
Dari hasil penelitian, Sel Punca Mesenkim memiliki kemampuan mempercepat penyembuhan luka dengan cara mempercepat penutupan luka, meningkatkan angiogenesis, memodulasi peradangan dan meregulasi remodeling matriks ekstraselular
Lebih lanjut dijelaskan bahwa telur keong mas diekstrak sehingga didapatkan zat warna karotenoid berupa cairan kental berwarna orange serta sel punca mesenkim.
Nantinya kedua bahan tersebut akan dikombinasikan pada perban sebagai dressing luka untuk menjaga luka agar tetap lembab dan bakteri dari luar tidak masuk ke dalam.
Harapannya, penelitian ini dapat membantu dalam penggunaan alternatif baru penyembuhan luka yang efektif sekaligus sebagai pemberantas keong mas yang dianggap hama oleh para petani. Sehingga hasil penelitian ini dapat dikembangkan dan diaplikasikan secara langsung pada manusia. (TS)