Karya Aulia Rahma Putri
Mahasiswa D3 Perpajakan FEB Uhamka
Dewasa ini, pelecehan seksual kerap terjadi di Indonesia. Pelecehan seksual dapat terjadi baik secara langsung ataupun tidak langsung (melalui dunia maya) dengan tindakan lisan atau fisik atau isyarat yang bersifat seksual. Selain itu pelecehan seksual dapat menciptakan suasana yang membuat seseorang merasa tersinggung, dipermalukan dan/atau terintimidasi. Banyak dampak yang dapat disebabkan dari kasus pelecehan seksual, seperti dibawah ini:
1. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan terjadi saat seseorang dihadapkan pada situasi stres atau situasi yang melebihi ekspektasinya yang mana berlangsung lama dan dapat menggangu kehidupan sehari-hari. Gangguan kecemasan ditandai dengan kekhawatiran atau kekhawatiran berlebihan tentang kejadian sehari-hari tanpa alasan yang jelas. Kecemasan ini tidak dapat dikendalikan sehingga menimbulkan stres dan mengganggu kehidupan sosial penderita.
2. Depresi
Tidak semua korban pelecehan seksual berani berbicara dan melaporkan apa yang terjadi. Korban yang lebih memilih untuk diam mungkin mengalami depresi. Gejala utamanya adalah perasaan sedih atau tertekan sepanjang hari, mudah lelah, kurang energi untuk beraktivitas, dan hilangnya minat pada hal-hal yang sebelumnya mereka sukai. Tidak hanya itu, pelaku pelecehan seksual yang mengalami depresi juga bisa mengalami gangguan tidur (sulit tidur atau terlalu banyak tidur), kehilangan nafsu makan, sulit berkonsentrasi belajar atau bekerja, dan merasa tidak berharga.
3. Trauma
Trauma, atau secara medis dikenal sebagai gangguan stres pasca-trauma (PTSD), adalah penyakit mental yang mungkin diderita oleh korban pelecehan seksual yang terlambat, seperti percobaan pemerkosaan. Pada penyakit ini, pasien percaya bahwa kejadian pelecehan seksual meningkat. Mereka juga sering mengalami mimpi buruk tentang hal itu, dan berusaha menghindari apapun yang dapat membangkitkan ingatan akan kejadian mengerikan yang mereka alami.
4. Histeria
Histeria adalah penyakit mental ekstrem yang dapat terjadi di antara korban pelecehan seksual. Gejala histeria biasanya adalah hilangnya fungsi bagian tubuh tertentu secara tiba-tiba tanpa gejala apa pun yang disebabkan oleh penyakit fisik. Misalnya, sesaat setelah kejadian, seseorang yang mengalami pelecehan seksual dipaksa menyentuh area genital pelaku, namun pasien mengeluh bahwa meski tidak sakit, tangannya lumpuh. Histeria umumnya terjadi karena stres dan emosi yang tinggi.
Itulah beberapa dampak yang dapat disebabkan dari kasus pelecehan seksual. Meskipun kasus pelecehan seksual belum memiliki payung hukum yang kuat, alangkah baiknya kita tetap berusaha untuk melaporkan kepada pihak berwajib bersamaa dengan keluarga terdekat maupun psikolog. Agar korban tidak depresi dan juga bisa sebagai edukasi untuk yang lain.