Untuk meningkatkan kualitas pendidikan menengah farmasi, khususnya di wilayah Jawa Timur, menjadi pembahasan Asosiasi Pendidikan Menengah Farmasi Indonesia (APMFI) dalam rapat kerja wilayah (Rakerwil) virtual. Sebagai fasilitator sekaligus pendidik, APMFI harus menyadari bahwa dibutuhkan adaptasi dan kolaborasi untuk menghadapi tantangan dan keterbatasan saat ini.
"Sehingga mampu menjaga kualitas kompetensi maupun output pembelajaran dengan menyesuaikan metode belajar zaman sekarang," tutur Ketua Umum APMFI Leonov Rianto dalam keterangannya, Selasa (3/8).
Salah satu upaya yang diakukan, yakni bekerja sama dengan Obat Apps, sebuah aplikasi buatan dari PT OBAT Inovasi Indonesia sejak dua tahun lalu. Harapannya, seluruh instansi pendidikan, khususnya sekolah-sekolah menengah kefarmasian dapat memaksimalkan kesempatan ini untuk memenuhi dan menjawab tantangan serta keterbatasan dengan mudah, efektif dan efisien.
Sementara, Ketua APMFI Wilayah Jawa Timur Andri Priyoherianto menyampaikan, saat ini pihaknya terus melakukan inovasi pembelajaran agar hardskill maupun dari siswa tetap didapatkan. Saat ini, Obat Apps dan AMPFI sedang menyusun kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) virtual
Andri menyampaikan, "Sehingga diharapkan sekolah maupun siswa nantinya dapat merasakan secara langsung via daring dan tetap merasakan atmosfer praktik kerja lapangannya.”
OBAT Apps disebut telah digunakan lebih dari 50 ribu pengguna siswa dan mahasiswa farmasi. Aplikasi ini dibuat guna membantu akselerasi pembelajaran menengah farmasi Indonesia, sehingga tercipta lulusan yang berkompeten bidang farmasi dan berdaya melalui integrasi teknologi.
Aplikasi yang telah berdiri selama lima tahun ini bisa diunduh langsung penyedia layanan aplikasi berbagai jenis ponsel pintar. Aplikasi ini berisi ribuan video materi farmasi dan sistem manajemen pembelajaran interaktif yang telah sesuai dengan kurikulum serta disupervisi oleh ahli. (TS)