Kabarpendidikan.id "Salah satu hasil belajar dari Covid-19 adalah evaluasi pendidikan kedokteran dan kesehatan. Mereka menghadirkan kurikulum adaptif untuk penanganan pandemi dan tantangan kesehatan global," ujarnya.
Dia menjelaskan, pendidikan kedokteran dan kesehatan telah beradaptasi dengan baik melalui pendekatan praktik kolaboratif (collaborative practice) dan pendidikan intraprofesional (interprofessional education) dalam kurikulum kedokteran. Pendekatan tersebut sangat tepat diaplikasikan dalam penanganan pandemi Covid-19.
"Kolaborasi antara dosen, mahasiswa dan pimpinan perguruan tinggi sangat penting dalam implementasi kurikulum adaptif ini. Dengan begitu, mahasiswa dapat berperan relevan atas capaian pembelajaran serta mendapat pendampingan efektif dari para dosen," jelasnya.
Lebih jauh Nizam mengatakan, pendayagunaan lulusan bidang kesehatan seperti dokter, perawat dan bidan untuk penanganan Covid-19. Tenaga kesehatan tersebut bertugas untuk perawatan pasien dan vaksinator.
Dia memaparkan, hasil koordinasi dengan kemenkes, kebutuhan tenaga dokter dapat dipenuhi dari dokter pasca-internsip. Saat ini perguruan tinggi menghasilkan lebih dari 11 ribu dokter profesional setiap tahun, lebih dari 13 ribu dokter program pendidikan dokter spesialis, serta dokter internsip yang mendapatkan pelatihan khusus.
"Percepatan kesiapan dokter internsip telah dilakukan dengan penerbitan sertifikat profesi dari perguruan tinggi, sertifikat kompetensi dari organisasi profesi, dan surat tanda registrasi dari Konsil Kedokteran Indonesia. Hal itu untuk 3.300 lulusan baru Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter periode Mei 2021," jelasnya.
Akselerasi juga mencakup pendayagunaan bidan dan perawat. Koordinasi dengan asosiasi institusi pendidikan dan organisasi profesi telah dilakukan untuk menggerakkan lulusan prodi keperawatan dan kebidanan. Hal ini, khususnya bagi 28.000 lulusan uji kompetensi periode Juni 2021 dari Jawa dan Bali.
"Percepatan pelaksanaan uji kompetensi nasional selanjutnya telah kami koordinasikan. Waktnya, Agustus dan September 2021. Lulusan bisa dapat segera mengabdi untuk penanganan pandemi Covid-19," tandasnya.
Nizam menerangkan, fakultas kedokteran dan program studi kesehatan didorong untuk mendukung upaya percepatan vaksinasi guru dan tenaga pendidikan. Mereka jgua diminta mendukung gerakan Vaksinasi Merdeka yang dikoordinasikan Polda Metro Jaya. Hingga kini terdata lebih dari 30.000 relawan vaksinator dari fakultas kedokteran, rumah sakit perguruan tinggi negeri dan prodi kesehatan.
"Kemendikbudristek dan kemenkes sedang menyiapkan berbagai regulasi untuk mengatur kewenangan pelayanan, perlindungan keselamatan, hukum, serta insentif untuk para relawan," ujar Nizam. (AL)