"Tujuan utama TIK dalam negeri di bidang pendidikan melalui pengadaan barang pemerintah yang ditargetkan sebesar Rp17 triliun sampai 2024, selama empat tahun ke depan kita akan belanjakan segitu," kata Luhut dalam konferensi pers virtual Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri pada Sektor Pendidikan, Kamis, 22 Juli 2021.
Dia berharap anggaran besar itu sekaligus mengganti produk TIK di Tanah Air dengan produk dalam negeri. Pengadaan TIK sendiri berfokus pada enam jenis unit.
Enam jenis unit itu di antaranya, laptop, access point, konektor, LCD proyektor, layar proyektor dan speaker aktif. Rencananya, dalam empat tahun ini akan terbeli jutaan unit perangkat TIK tersebut.
Antara lain 1.319.154 unit laptop, 99.634 unit access point, 99.634 unit konektor, 99.634 unit LCD proyektor, 12.189 unit layar proyektor dan 12.986 unit speaker aktif. Dan semua unit tersebut adalah produk dalam negeri.
Ia mengatakan, saat ini sudah ada enam produsen laptop dalam negeri dengan nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di atas 25 persen yang menyediakan produk untuk Kemendikbudristek dan pemda pada 2021. TKDN sendiri merupakan tingkat penggunaan komponen dalam negeri.
"Kesiapan produksi laptop dalam negeri adalah 351 ribu unit pada September 2021 dan total sebanyak 718.100 unit pada November 2021," ujarnya.
Luhut pun mewajibkan kepada pemda untuk mengalokasikan dana alokasi khusus (DAK) fisik pendidikan untuk membeli produk dalam negeri, seperti yang dilakukan Kemendikbudristek. Hal ini guna menghilangkan ketergantungan akan produk impor.
"Untuk membelanjakan laptop 100 persen produk dalam negeri. Selain itu pemerintah juga berupaya mempersiapkan kemampuan riset dalam negeri untuk meningkatkan kandungan TKDN agar dapat memproduksi Laptop Merah Putih (produk laptop buatan Indonesia) mulai dari desain hingga pengembangannya," ucap dia. (AL)