Hal itu juga dirasakan Nuryenti (38), penerima manfaat asal Sukabumi. Sebagai buruh tani dan pengrajin kerangka yang dijual pada nelayan, suaminya hanya memperoleh pendapatan Rp 15 ribu per hari. Mereka mempunyai seorang anak bernama Seli Nurlatifah.
Saat menerima PKH, Seli duduk di kelas XII SMA Negeri 1 Simpenan, Kabupaten Sukabumi semester akhir. Selama di SMA, ia merupakan murid berprestasi.
“Selama di sekolah dapat ranking kelas, lomba puisi dan pidato. Di semester 1 kelas XII dapat ranking ke-2 dan semester akhir (dua) dapat ranking ke-2 serta ranking ke-2 umum (seluruh kelas XII),” tutur Seli, Minggu (27/6).
Berkat PKH, Seli bisa kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin, Banten. Dirinya masuk melalui seleksi prestasi. Seli juga berhasil mendapat beasiswa untuk meringankan biaya kuliah.
“Karena awal masuk kuliah dari kampus, saya ikut tes mengaji dan komputer. Ketika diumumkan alhamdulillah lulus sehingga biaya masuk kuliah menjadi Rp 400 ribu termasuk biaya per semester,” ungkap Seli.
Prestasi yang diraih Seli tak lepas dari Ery, pendamping PKH yang selalu memberi bimbingan dan motivasi kepada Nuryenti dalam kegiatan P2K2.
“Melalui P2K2, kami mendapatkan informasi bahwa anak dari Ibu Nuryenti akan kuliah. Saya dorong dan motivasi soal biaya kuliah, Insyaallah (dananya) dari mana aja dan alhamdulillah sekarang anaknya sudah semester enam dan mendapat beasiswa,” tutur Ery. (AL)