Karya Maharani Retno
Mahasiswa FKIP Uhamka
Pada tahun 2020 lalu sekitar bulan Februari ada penyakit baru yang memasuki Indonesia, yaitu virus COVID-19. Masih ingatkah kalian? Tidak lama dari virus itu mulai menyebar, banyak dampak yang terjadi di Indonesia. Semua keadaan menjadi berubah drastis baik ekonomi maupun pendidikan. Seperti yang sudah kita ketahui, pembelajaran daring adalah kegiatan belajar dalam jaringan atau dilakukan secara online dan tidak bertatap muka satu sama lain.
Tetapi, dalam waktu belakangan ini sudah terdengar isu bahwa belajar akan kembali dilakukan secara offline atau biasa disebut dengan tatap muka dan bertemu dengan satu sama lain. Lalu, akankah belajar tatap muka dilaksanakan? Apakah orang tua akan menyetujuinya?
Disisi lain, belajar online sudah sangat membuat kita jenuh. Tetapi, jika dilihat dari grafik perkembangan virus itu sepertinya tidak banyak orang tua yang akan menyetujui hal tersebut. Mengapa? Karena setiap orang tua pasti akan jauh lebih mementingkan kesehatan anaknya dan tidak sedikit anak-anak berangkat menggunakan transportasi umum.
Namun, disisi lain ada orang tua yang justru akan sangat senang jika pembelajaran tatap muka dilaksanakan karena tidak sedikit orang tua yang merasa kerepotan saat mengajarkan anak-anaknya sekolah daring. Jika memang seperti itu, pemerintah, orang tua, dan semua orang harus bekerja sama dalam menyikapi era COVID-19 ini dengan sangat mematuhi protokol kesehatan yang sudah diperintahkan. Dengan begitu, grafik akan menurun virus pun hilang, dan belajar tatap muka pun bisa dilaksanakan tanpa rasa khawatir.