“Pastinya ini merupakan tantangan terbesar di dalam hidup saya. Udah jelas. Apalagi pendidikan merupakan suatu tantangan yang luar biasa beratnya, ditambah lagi dengan pandemi COVID-19. Sehingga ada elemen krisis,” ujar Nadiem dalam webinar yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Dia menambahkan meski saat dirinya di swasta, krisis merupakan bukan hal yang baru tetapi krisis dalam bisnis dan ketertinggalan di berbagai bidang merupakan hal yang berbeda.
“Alhamdulillah, saya punya tim yang luar biasa, keluarga yang luar biasa mendukung. Sehingga saya kokoh saat badai bertiup, badai ini cukup lama. Motivasi saya, kerjakan apa yang bisa dikerjakan tanpa harus melihat ke belakang. Saya filsafatnya lihat ke depan saja, kerjakan yang terbaik,” terang dia.
Dia menambahkan meski pandemi COVID_19 bukan berarti tidak ada inovasi yang bisa dilakukan. Inovasi-inovasi dalam kebijakan pemerintahan harus tetap dilakukan meski saat pandemi COVID-19.
“Mau pandemi atau tidak, perubahan harus terus terjadi. Ini keputusan yang berat, tapi harus dijalani. Keseimbangan antara kesehatan dan masa depan generasi harus dijaga juga,” kata dia lagi.
Media sains dan edukasi Kok Bisa, didukung oleh YouTube Learning, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi serta didukung oleh berbagai organisasi pendidikan lainnya.
Inisiatif itu dilakukan dengan format baru, materi ajar yang terfokus, serta kerja sama strategis dengan beragam instansi pendidikan untuk memperluas jangkauan program.
Akademi Edukreator digelar untuk menginspirasi dan melatih pembuat konten, guru, dan profesional di Indonesia. Program tersebut bertujuan untuk menciptakan konten video edukasi berkualitas tinggi secara gratis. (AL)