Karya Restu Cahaya Aini
(Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UHAMKA)
Hari Down Syndrome sedunia atau Hari Sindrom Down Internasional diperingati setiap
tanggal 21 Maret. “Sudah menjadi kewajiban kita peduli terhadap kondisi anak-anak down
syndrome apalagi pada masa pandemi Covid-19.” Anggota Komisi DPRD Kota Denpasar
Emiliana Sri Wahjuni juga merupakan pemerhati dan tokoh yang peduli dengan anak-anak
down syndrome mengajak kita semua ikut serta menghadapi berbagai kesulitas di tengah masa
pandemi Covid-19. Namun, pada hari diperingati tersebut. Masih banyak kalangan pendidik
dan anak muda yang tidak memperhatikan situasi dan keadaan anak down syndrome. Pada
masa pandemi saat ini, jiwa keegoisan muncul pada diri masing-masing untuk menyelamatkan
kehidupan.
Tidak kita sadari, pada masa pandemi saat ini justru anak-anak down syndrome
membutuhkan pendidikan yang lebih optimal, sebagai seseorang yang Allah SWT ciptakan
dengan sempurna kita masih membutuhkan pembelajaran lebih optimal dimasa pandemi
Covid-19 ini. 1 tahun sudah keadaan ini dilewati, namun masih tidak ada perubahan untuk
mengoptimalkan pendidikan anak kebutuhan khusus termasuk anak-anak down syndrome.
Biaya yang dibutuhkan untuk kesuksesan bangsa kini dimakan dengan orang tak bertanggung
jawab, cita-cita yang mimpikan kini dimakan dengan harapan. “Saya banyak mendapatkan
keluhan dari orang tua yang punya anak down syndrome. Saya pendidikan dan akses terapi
bagi anak down syndrome yang paling banyak dikeluhkan orang tua Pemerintah harusnya turun
tangan membantu,” kata Emiliana Sri Wahjuni. Akses terburuk yang semakin kini didapatkan
anak down syndrome. Orang tua akan kelelahan tanpa bantuan dari Pemerintah, kita yang
sempurna masih membutuhkan kebutuhan yang sangat optimal baik pendidikan, konsumsi
yang baik, dan harapan-harapan yang tercapai, bagaimana dengan anak berkebutuhan?
Pembelajaran yang harus kita lihat dari kejadian-kejadian yang sudah terjadi
seharusnya tidak terulang, bangsa yang baik tidak akan membedakan atau mengutamakan
siapapun baik orang berkebutuhan maupun orang yang sempurna. Tidak sedikit justru yang
kecewa dengan penerapan pendidikan yang terjadi pada masa pandemi Covid-19. Kepekaan
bersama untuk menciptakan bangsa yang bijak adalah kunci dari kesuksesan setiap yang
mengisi di lingkup negara tersebut