Kabarpendidikan.id Salah satu mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Athi' Nur Auliati Rahmah terpilih menjadi Mahasiswa Mengajar Inspiratif. Prestasi ini diperoleh Athi' saat mengikuti program Kampus Mengajar yang diadakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek).
Hal ini tentunya menjadi sebuah prestasi yang membanggakan karena harus berkompetisi dengan 14.600-an peserta Kampus Mengajar lainnya. Selama mengikuti program Kampus Mengajar, Athi' mengajar di SDN Guluk-Guluk 2, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Dia juga rutin mengabadikan semua kegiatannya bersama para siswa baik melalui video dan foto.
Dokumentasi yang dilakukan Athi' ini pun diperhatikan oleh panitia Kampus Mengajar. Sehingga Athi' dipilih dan dipanggil untuk mengikuti sesi tanya jawab bersama Direktur Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Dalam kesempatan ini diwakili oleh Sekretaris Ditjen Dikti Paristiyanti Nurwardani.
"Saya mengalami transformasi setelah mengikuti Kampus Mengajar. Saya merasa ada perubahan cara pandang dan bersikap terutama dalam menanggapi gap pendidikan di perguruan tinggi dengan yang ada di lapangan khususnya di desa tertinggal," ungkap Athi' seperti dikutip dari laman UNY, Minggu (27/6/2021).
Kesejangan yang diamati Athi' selama mengikuti program Kampus Mengajar, mulai dari distribusi ilmu pengetahuan, fasilitas pembelajaran, motivasi belajar, peran orang tua, dan banyak lagi.
"Berkat Kampus Mengajar, saya berkesempatan untuk hadir berusaha memberi solusi atas persoalan tersebut," kata Athi.
Athi' tahu betul bagaimana kondisi pendidikan di desa Guluk Guluk, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Menurut Athi', siswa SD di Guluk Guluk selama pandemi tetap belajar di sekolah, karena tidak punya handphone. Belum lagi kendala lainnya seperti susah sinyal dan sebagian besar siswa juga masih gagap teknologi.
Dia mencoba untuk mengajak siswa bangkit dari ketertinggalan. Athi' mulai mengenalkan beberapa pembelajaran yang berbeda bagi para siswa, seperti: Pemberian materi lewat video edukasi, Melakukan eksperimen menarik, Bermitra dengan orangtua, Kunjungan belajar ke rumah, Membimbing siswa hingga bisa menjuarai perlombaan.
"Salah satu siswa yang awalnya tidak bisa mengerjakan 1/2 ditambah 1/4, setelah belajar bisa meraih peringkat 1 KSN tahap 1 tingkat Kecamatan. Dan itu membuat saya bahagia, begitu juga dengan orangtuanya," beber Athi'.
Athi' menambahkan, kehadirannyadianggap fresh dari kampus dan membantu memberi sumber daya baru bagi sekolah.
Walaupun program Kampus Mengajar ini singkat, dampak dari Kampus Mengajar bisa banyak mengatasi permasalahan-permasalahn pendidikan yang ada di lapangan selama pandemi Covid-19. (AL)