Karya : Muhammad Ilham Nurulillah
(Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP UHAMKA)
Diceritakan ada satu pagi seorang anak bernama hema yang terlahir dari keluarga sederhana
disuatu desa bernama himalaya tempat dimana hema tumbuhh kembang dengan harapan dan
impian untuk menggapai cita-cita.
‘’ sungguh apakah ini derita nasib seorang anak yang tinggal dipedalaman,sunggu aku sudah muak
dengan semua ini aku iri dengan mereka yang bisa bersekolah dengan nyaman menikmati susasna
sekolah yang sunggguh indah’’. Ujar hema dalam hati kecilnya.
Tidak lama kemudian salman menghampiri hema yang sedang duduk dibawah pohon cemara yang
daun dan rantingnya betgoyang diterpa angin
Salman : hema kau sedang apa ? mengapa raut wajah mu murung begitu ?
Hema : man aku sangat sedih, aku merasa iri hari dengan mereka yang bisa bersekolah dengan
semua fasilitas yang canggih dan maju
Salman : jika mengetahui isi hati ku hema, aku pun juga begitu. Aku selalu bertanya tanya didalam
hati ku mengapa nasib ku tidak seberuntung mereka yang tiap hari bersekolah dengan bangunan
bagus meja papan tulis dan alat praktikum canggih disertai laboratorium yang maju. Aku ingin
seklai menjadi ilmuan hema.
Hema menghelan nafas kecilnya dan kemudian menepuk pundak kiri salma lalu bertanya ‘’
Salman, megapa kau ingin menjadi ilmuan ?
Salaman : aku hanya ingin memperkaya diriku dengan ilmu dan senjataku adalah analisis
penelitian, aku ingin meneliti mengapa pendidikan dinegara ini tidak merata sedngkah pendidikan
adalah HAK bagi seluruh bangsa.
Sunggu malang nasib Hema dan Salman, dua orang anak yang membultkan tekat untuk pendidikan
tapi tidak mampu. Karena terhalangnya biyaya pendidikan yang mahal dan sarana pendidika yang
tidak merata. Sejenak hema duduk kembali dibawah pohon rindang dan mengambil buku
catatanya, lalu menulis harapan dan cita – citanya pada secerca kerta yang ia genggam.
Salaman : hema apa yang ini kau buat ?
Hema : aku ingin membuat pesawat kerta, karena ingin aku terbangkan mimpiku keatas melayang
dan mengangkasa menuju tuhan pencipta alam semesta
Lalu hema dan salman melipat kerta cita citanya dan menerbangkan dengan sepenuh hati.
Ditenngan negara yang sakit ada sebagian rakyatnya yang bangkit