Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Uhamka
Sudah selama hampir satu tahun sudah pandemi ini tidak kunjung berakhir, pandemi ini malah bertambah parah dengan kenaikan-kenaikan orang yang dinyatakan positif covid-19. Dampak dari pandemi ini juga berpengaruh terhadap belajar dan pembelajaran di Indonesia. Sekolah dan perguruan tinggi dituntut untuk belajar secara daring atau online dirumah.
Banyak siswa dan mahasiswa yang mengeluh akan pembelajaran daring seperti ini, mereka berpendapat bahwa pembelajaran online seperti ini sangat sulit untuk orang-orang yang sering terkendala jaringan dan tak jarang juga banyak siswa-siswa yang harus menggunakan telepon genggam secara bergantian dengan saudaranya untuk dapat bersekolah online.
Kejenuhan lainnya yaitu siswa tidak dapat berkomunikasi seperti saat bersekolah offline dengan teman-temannya. Mereka banyak menghabiskan waktu dengan laptop ataupun gadget untuk mengerjakan tugas dan belajar, dengan seperti itu maka siswa akan merasa jenuh karena pembelajaran sangat tidak menyenangkan, banyak orangtua yang protes karena anaknya menjadi cepat pusing dan sakit karena seharian berada didepan laptop dan gadget.
Banyak siswa dan orangtua yang mengharapkan sekolah offline, selain menghabiskan kuota kuliah online juga berakibat pada kesehatan mental para siswa. Banyak dari mereka yang merasa tertekan, cepat emosi, mudah lelah, stress, depresi dan kecemasan berlebih yang diakibatkan oleh banyak tugas-tugas yang memiliki deadline berdekatan dan kelas pengganti yang jamnya sangat acak