(Annisa / Mahasiswa Pendidikan Matematika Uhamka)
Kabarpendidikan.id Di era Corona Virus Disease 2019 atau yang kita kenal dengan Covid-19 ini sebenarnya menjadi alarm untuk membangunkan seluruh masyarakat pendidikan seperti pegawai dinas pendidikan, guru-guru ataupun pegawai di sekolah, dosen di kampus, siswa maupun mahasiswa yang ada di Indonesia.
Dampak dari korona ini tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi ataupun lainnya, tetapi juga berdampak kepada sektor pendidikan, yaitu secara serentak dengan diliburkannya semua aktivitas sekolah selama dua minggu di awal bulan Maret tahun 2020, tetapi keadaan tidak memungkinkan untuk melakukan pembelajaran tatap muka sehingga sampai sekarang masih diberlakukan pembelajaran jarak jauh sampai saat ini.
Pandemi Covid-19 memaksakan semua aktivitas pembejaran dilakukan secara jarak jauh karena guna membatasi lajunya penyebaran Covid-19. Yang terpenting adalah melindungi guru dan siswa serta keluarga mereka untuk tidak terpapar virus yang mematikan ini.
Covid-19 mendorong seluruh komunitas pendidikan untuk bertransformasi menjadi dunia pembelajaran yang sangat digital, yang sebenarnya bukan orde baru, karena era pendidikan digital dimulai dengan Covid-19, pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau era yang sering muncul. Media tersebut dinamakan pembelajaran online (online) dan pembelajaran offline (di luar jaringan), misalnya sudah ada sejak lama, misalnya lembaga pembelajaran yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2012.
Hal inilah yang menjadi tekanan bagi kita sebagai pelaku pendidikan, yang menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan sekolah dengan mempelajari berbagai aspek penunjang, antara lain fasilitas siswa / kesempatan belajar, fasilitas / orang tua / fasilitas kenyamanan, fasilitas / peluang guru dan fasilitas sekolah / Peluang, hal ini akan menentukan arah kebijakan departemen pendidikan, dan sebagai sebuah departemen pendidikan tidak bisa hanya mengadopsi metode online.
Pemerintah diharapkan membangun infrastruktur untuk mendorong semua proses digital di sektor pendidikan, terutama di daerah terpencil. Untuk daerah terpencil, daerah tertinggal dan daerah tertinggal, listrik dapat digunakan untuk menerangi dan membantu dalam penggunaan listrik untuk kegiatan, dan internet dapat digunakan untuk mempromosikan akses ke dunia digital, khususnya pendidikan di era industri 4.0 ini.