(Alifia Savira / Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UHAMKA)
Kabarpendidikan.id Pendidikan karakter merupakan usaha seseorang untuk mendidik peserta didik dalam usaha membangun karakter pribadinya agar menjadi seseorang yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Pendidikan karakter memiliki tujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik secara terus-menerus agar kelak nilai-nilai tersebut berguna untuk hidup mereka.
Melihat kenyataan bahwa karakter orang Indonesia banyak yang menyimpang dari nilai-nilai karakter dan orang-orang yang semakin kesini semakin krisis karakter. Contohnya di zaman sekarang ini banyak dari orang Indonesia yang tidak bisa bertanggung jawab atas perlakuannya, tidak bisa menghargai orang lain, dan gampang tersulut emosi. Maka dari itu, perlu ditanamkan kembali pendidikan karakter kepada mereka agar Indonesia melahirkan generasi penerus yang tidak hanya cerdas namun juga berakhlak mulia, agar bangsa kita ini juga bisa maju dengan didukung oleh moral rakyatnya yang baik. Walaupun kita tau jika tidak semua orang Indonesia lemah karakter ada juga mereka yang ramah, sopan, dan santun.
Pertanyaannya adalah kapan seharusnya seseorang mulai belajar tentang pendidikan karakter? Maka jawabannya adalah sejak usia dini karena usia itu disebut juga sebagai The Golden Age atau periode emas, usia dimana tahapan pertumbuhan dan perkembangan penting pada masa kehidupan anak. Fase yang sangat penting untuk diperhatikan oleh orang tua maupun guru karena di fase ini pertumbuhan anak sangat pesat dan mereka juga belum banyak terpengaruh oleh hal-hal yang negatif makanya kita perlu untuk mengoptimalkan proses pertumbuhan mereka dengan menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter. Perlunya dilakukan pembinaan, bimbingan, pengarahan serta pembentukan karakter pada diri mereka agar bisa menjadi kebiasaan sampai mereka besar nanti.
Banyak sekali sebenarnya cara-cara untuk membentuk karakter anak usia dini. Pertama yang terpenting adalah membangun interaksi yang baik dengan anak-anak karena mereka biasanya akan lebih senang berada di dekat orang yang membuat mereka nyaman dan jangan sampai membuat mereka merasa tertekan. Jangan pernah membeda-bedakan mereka, karena dengan tidak membeda-bedakan itu mereka akan belajar caranya menghargai sesama. Terlalu sering melarang juga tidak baik karena kelak mereka akan menjadi individu yang takut untuk melakukan sesuatu, cobalah untuk menuntun mereka ketika mereka ingin melakukan sesuatu yang sedikit berbahaya, memberitahu sebab dan akibat hal tersebut secara lembut agar mereka mengerti, jangan gunakan emosi marah karena bukannya mengerti anak tersebut hanya akan takut. hal lain yang sering terjadi juga melarang anak menangis, hal tersebut memang sederhana tapi sebenarnya sangat berdampak pada mental anak. Mereka yang sering dilarang menangis biasanya akan sulit untuk mengekspresikan emosi mereka dan juga biasanya ketika mereka dilarang menangis mereka akan diberi tahu jika menangis adalah tanda mereka lemah padahal faktanya menangis bukan berarti kita cengeng dan lemah, menangis adalah respon alamiah perasaan kita dan merupakan salah satu emosi yang bisa diekspresikan.
mulailah menjadi contoh yang baik untuk anak-anak karena mereka menyerap dengan cepat apa yang mereka lihat di lingkungan mereka. Mengajarkan mereka nilai-nilai keagamaan, membiasakan mereka disiplin dan bertanggung jawab, mengajak mereka bermain dengan teman-teman seusianya agar mereka paham bagaimana berinteraksi dengan orang lain, dan memberitahu hal yang benar ketika mereka berbuat salah. Dengan ini diharapkan generasi penerus bangsa nantinya akan memiliki karakter yang mencintai tuhan, bertanggung jawab, mandiri, disiplin, hormat, sopan, santun, percaya diri, pantang menyerah, menghargai orang lain, peduli, dan rendah hati.
