(Chadela Vindriyanti Putri / Mahasiswa Pendidikan B. Inggris FKIP Uhamka)
Kabarpendidikan.id Setelah pandemi virus korona (COVID-19) menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Pemerintah Indonesia mulai menutup sekolah sehingga kegiatan belajar mengajar beralih ke sistem online learning untuk menghindari kontak fisik guna memperlambat penyebaran virus. Transisi ke pembelajaran online tidak hanya berdampak pada guru, yang harus mengubah metode pengajaran mereka, tetapi juga siswa yang harus menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar yang baru.
Meningkatnya interaksi online dan kurangnya interaksi sosial secara langsung telah mempengaruhi kesehatan mental dan fisik banyak pelajar. Faktanya, peningkatan interaksi screentime telah dikaitkan dengan kecemasan dan depresi yang dialami banyak pelajar hal ini dikarenakan interaksi online sangat menguras mental dan otak kita tidak dapat memproses informasi dengan cara yang biasa.
Menghabiskan banyak waktu untuk online dapat melelahkan teruatama pada indra penglihatan baik siswa maupun guru karena menatap layar monitor yang memiliki radiasi yang bersifat radioaktif dapat mengganggu kesehatan mata dengan efek lain berupa sakit kepala yang sangat tidak nyaman dan dapat mengganggu kesehatan fisik.
Meskipun online learning berpotensi memberi dampak negatif pada kesehatan mental pelajar, masih ada beberapa manfaat positif yang bias diambil. Bagi beberapa pelajar, berada di rumah dan di sekitar keluarga, terutama selama pandemi COVID-19, dapat memberikan perasaan aman dan terjamin. Bagi para siswa ini, rumah mereka dapat menjadi lingkungan belajar yang aman di mana mereka merasa bisa lebih terlindungi dari virus dan menjadi lebih produktif.