(Nurul Jannah/ Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UHAMKA)
Kabarpendidikan.com
Di masa pandemi Covid-19
ini, segala hal berubah di seluruh dunia. Salah satunya adalah bidang
pendidikan yang membataskan pertemuan antara siswa dan guru untuk bertatap
muka. Dengan terbatasnya pertemuan ini,
maka secara otomatis kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran yang dilakukan
secara jarak jauh dan daring menjadi kendala untuk mencapai tujuannya. Karena
hampir seluruh siswa di sekolah lebih menyukai pembelajaran model langsung atau
bertatap muka dibandingkan daring.
Begitu juga dengan bimbingan belajar
yang berdampak atas pandemi ini, hampir seluruh bimbingan belajar di Indonesia
merombak sistemnya dan menyesuaikannya dengan berbagai protokol kesehatan yang
ada. Bimbingan belajar sendiri memiliki kelebihan dalam penanganan siswa yang
kurang menangkap materi yang disampaikan oleh Guru di sekolahnya. Terlebih lagi
pada kedua orangtua yang tidak memiliki waktu mendampingi putra putrinya untuk
belajar karena harus mencari nafkah.
Sesuai dengan pengalaman seorang
pengajar les selama 2,5 tahun, tentu saja melakukan bimbingan belajar saat masa
pandemi seperti sekarang adalah hal yang paling sulit dilakukan. Selain harus
mematuhi segala protokol kesehatan dan keamanan Covid-19, semua gerak gerik diberikan
batasan. Dan jujur saja, banyak siswa/i bimbingan belajar yang diajarkan
merasakan kesulitan untuk memahami berbagai materi. Mereka seringkali mengeluh
atas itu, seperti kurang mengerti materi A, materi B, atau hal lain. Oleh
karena itu, seringkali seorang pengajar les memberikan pengetahuan tambahan di
luar kemampuan siswa di sekolah, menjelaskan lebih terperinci dan jelas kepada
para murid.
Seorang pengajar les melakukan
pengajaran secara tatap muka, sesuai dengan protokol yang ada di setiap titik.
Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menjaga kesehatan tubuh.
Karena pandemi ini juga, bimbingan belajar yang sedang dilakoni mengurangi
jumlah setiap siswa di dalam kelas. Bermula dari 15 orang per kelas menjadi 7
orang per kelas, kemudian sisanya akan dilakukan pada hari yang lain.
Dengan adanya pandemi ini, seorang
pengajar juga merasakan tantangan yang luar biasa untuk membantu para siswa di
bimbingan belajar. Di sisi lain, kita harus bersyukur dan selalu berdoa semoga
pandemi ini segera padam. Sebagai penutup, para tentor bimbingan belajar diharapkan
lebih giat untuk memberikan pembelajaran pada anak didiknya. Yang terpenting,
para guru diharapkan dapat memberikan ilmu yang lebih terperinci dan jelas pada
siswa siswinya.