(Gendis Suci Ramadanti / Mahasiswa D3 Akuntansi FEB UHAMKA)
Kabarpendidikan.id Diawali tahun 2020 dunia
dikejutkan dengan munculnya wabah yang sangat menular dan mematikan yaitu virus
corona. Dimulai dari Wuhan,Cina, dengan cepat corona menjadi wabah yang mengglobal di hampir seluruh negara di dunia.
Segala aspek kehidupan menjadi berubah akibat dari wabah yang mengglobal yang
selanjutnya disebut pandemi covid19. Tidak terkecuali dunia pendidikan juga
terdampak. Hampir sama dengan situasi di negara lain, semua sekolah di
Indonesia ditutup untuk jangka waktu yang belum dapat ditentukan. Proses
pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh. Pembelajaran berubah drastis, dari
semula langsung tatap muka guru-siswa di kelas, menjadi secara jarak jauh via
daring dari rumah masing – masing. Sudah pasti hal ini menghambat proses
pembelajaran yang sudah direncanakan sebelumnya.
Lalu, apa saja dampak yang terjadi di pendidikan? Seperti
yang kita ketahui terjadinya pandemi covid19 ini membuat kita tidak bisa
melakukan aktivitas seperti biasanya
sehingga kita tidak bisa sekolah / kuliah offline dengan melaksanakannya secara online dan keuangan di
masa pandemi ini semakin menurun, kebutuhan pun semakin meningkat karna di
butuhkannya kuota untuk belajar online di rumah.
Tantangan pembelajaran adalah bagaimana memilih cara yang tepat supaya pembelajaran jarak
jauh dapat dilaksanakan secara optimal. Untuk
itu diperlukan langkah – langkah antisipatif terbagi menjadi 3 waktu : jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Dalam masa pandemi
covid19 seperti ini, dimaklumi bahwa proses pembelajaran menemui banyak kendala
dan kemungkinan tidak memenuhi capaian kurikulum. Setelah pandemi covid19 ini
usai nantinya, perlu disiapkan langkah – langkah antisipasi untuk mengejar capaian
kurikulum yang mungkin saja tidak tercapai. Sehingga masa depan siswa tetap
dapat berlanjut.