Karpendidikan.id Corona virus disease 2019 (Covid 19) memaksa proses pembelajaran di manapun , di seluruh dunia melakukan transformasi dari tatap muka menjadi full dalam jaringan (daring). Mungkin sudah banyak pemikiran bahwa proses pembelajaran di masa depan akan dilakukan secara blended atau full daring namun tidak secepat ini. Situasi seperti ini mengakibatkan seluruh pihak terkait mengambil langkah antisipasi sesuai dengan kecepatannya masing-masing.
Membicarakan proses pembelajaran di masa pandemik Covid-19 tidak semudah melaksanakan proses pembelajaran itu sendiri. Pendidik dan pembelajar sama-sama kaget dengan situasi ini di mana proses pembelajaran dilakukan secara berjauhan, minim komunikasi, dan dibutuhkan ekstra kemandirian belajar serta sangat bergantung kepada teknologi. Sekali teknologi bermasalah, selesai sudah proses pembelajaran.
Jika kondisi ini terjadi dalam waktu yang lama maka muncul pertanyaan-pertanyaan besar antara lain “bagaimana pendidik memahami pembelajar?”, “bagaimana nasib perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik pembelajar?” dan “bagaimana melakukan evaluasi proses pembelajaran yang tepat?”.
Netpedagogik
Sudah saatnya pendidik memikirkan dan mencari solusi bagaimana pedagogik dalam proses pembelajaran daring, kita sebut saja netpedagogik di mana pendidik dituntut untuk memiliki kemampuan dan keterampilan mengelola proses pembelajaran melalui daring. Jika pedagogik pada proses pembelajaran tatap muka langsung, pendidik dan pembelajar saling berinteraksi secara fisik maka netpedagogik tidak demikian.
Melihat situasi sosial seperti ini, eksplorasi tentang netpedagogik tidak dapat diabaikan dan tidak dapat ditunda agar mengantisipasi, memberikan solusi dan mengakselerasi proses pembelajaran daring secara efektif dan efisien. Namun, eksplorasi terkait netpedagogik tidak semudah membalikkan telapak tangan karena pendidik memerlukan pengetahuan dari berbagai aspek mulai dari pengetahuan membuat bahan ajar, modul, handout, audio, video, slide, dan pemanfaatan berbagai platform teknologi dalam proses pembelajaran daring. Tentu saja, ini bukanlah hal yang mudah ketika pengetahuan-pengetahuan tersebut harus dipenuhi dan dikuasai oleh pendidik dalam waktu yang bersamaan agar netpedagogik dapat terpenuhi.
Pedagogi 4.0
Meminjam istilah revolusi industri 4.0 di mana terjadi sinergitas antara berbagai disiplin ilmu, maka pedagogi dalam proses pembelajaran daring pun mengalami pergeseran dan perubahan kita sebut saja pedagogi 4.0, di mana ilmu tentang proses pengajaran daring saling terikat dan bersinergi antara ilmu yang diajarkan, ilmu teknologi, komunikasi dan informasi dan ilmu interaksi antara manusia dan teknologi.
Mau tidak mau atau suka tidak suka, pendidik harus belajar tentang pedagogi 4.0 agar dapat mewujudkan netpedagogik yang efektif dan efisien serta mampu memahami pembelajardan mengakomodir perkembangan kognitif, afektif dan psikomotoriknya.
Pedoman Hidup Warga Muhammadiyah
Menyikapi situasi dan kondisi saat ini, sebagai warga Muhammadiyah dan sekaligus pendidik, setiap warga Muhammadiyah harus selalu menyadari dirinya sebagai abdi dan khalifah di muka bumi, sehingga memandang dan menyikapi kehidupan dunia secara aktif dan positif serta tidak menjauhkan diri dari pergumulan kehidupan dengan landasan iman, Islam, dan ihsan dalam arti berakhlaq karimah (Keputusan Muktamar Muhammadiyah Ke-44 Tanggal 8 s/d 11 Juli Tahun 2000 di Jakarta)
Terkait dengan ide dan gagasan tentang netpedagogik dan pedagogi 4.0, keputusan muktamar Muhammadiyah sudah tepat seperti yang tercantum pada bagian ketiga tentang kehidupan Islami warga Muhammadiyah dalam mu’amalah duniawiyah, menyarankan agar setiap warga Muhammadiyah sekaligus seorang pendidik mampu memandang dan menyikapi proses pembelajaran daring di masa pandemik Covid-19 dengan ilmu amaliah dan amal ilmiah.
(Joko Soebagyo / Dosen Pascasarjana Uhamka)