Kabarpendidikan.id Peralihan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh lembaga pendidikan di Indonesia dengan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang berbasis online akibat pandemi COVID-19 berdampak pada sekitar 68 juta siswa dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga pendidikan tinggi. Memindahkan kelas secara online juga menimbulkan tantangan tambahan bagi guru karena mereka harus menggunakan teknologi dalam metode pembelajaran mereka hal ini merupakan keterampilan yang tidak dimiliki banyak orang.
Hambatan lain dari pembelajaran online adalah akses internet dan kesiapan siswa serta orang tua yang terbatas. Ikatan Guru Indonesia (IGI) telah mengusulkan penerapan metode blended learning metode pembelajaran yang memadukan pembelajaran online (jarak jauh) dan tatap muka (di kelas) sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif di tengah pandemi.
Hasil riset yang telah saya lakukan, melaksanakan pembelajaran campuran dengan membatasi jumlah siswa dalam satu kelas maksimal 10-15 siswa dan tidak diwajibkan menggunakan seragam sekolah . Waktu belajar di kelas juga dipersingkat untuk menghindari tersebar luasnya infeksi COVID-19.Beberapa orang berpendapat bahwa penggunaan metode blended learning selama pandemi dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan aman karena materi sekolah yang disampaikan secara online dan offline akan mempersingkat waktu belajar.
Guru-guru diharapkan bisa bekerja dengan lebih giat agar mengoptimalkan proses pembelajaran dan harus mempersiapkan kegiatan pembelajaran baik secara online maupun offline di kelas. Kegiatan-kegiatan tersebut harus sinkron agar tidak saling tumpang tindih dalam mencapai tujuan pembelajaran.
(Nadia Hanifah Sidik/Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UHAMKA)