Kabarpendidikan.id Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA atau UHAMKA mengikuti kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) yang merupakan mata kuliah pendidikan berupa praktik mengajar di sekolah yang dilaksanakan saat semester 8. Namun pada pandemik kali ini, FKIP UHAMKA mengadakan PLP yang dilaksanakan dengan 2 cara yaitu praktik mengajar di sekolah secara daring dan rumah belajar mandiri (RBM).
Rika Andayani
sebagai mahasiswa semester 8 Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FKIP UHAMKA
melaksanakan PLP dengan memilih kegiatan rumah belajar mandiri (RBM) yang diadakan
di sekitar tempat tinggal saya yaitu Kp.Tereup RT 01 RW 02, Desa Sukaharja,
Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Banten. Rumah belajar mandiri ini
berlangsung dari 8 Februari 2021 - 31 maret 2021. Namun mahasiswa diberikan kebebasan untuk menentukan
waktu pelaksanaannya dengan minimal 8 kali pertemuan. Kegiatan ini tentunya
dibimbing oleh Ketua Bidang Studi Pendidikan Bahasa Jepang FKIP UHAMKA yaitu Rita Agustina Karnawati dan dosen pembimbing saya yaitu Yuni Masrokhah.
Adanya rumah
belajar ini dapat meminimalisir kegiatan bermain anak karena ketika memegang handphone biasanya anak menghabiskan
waktu dengan bermain game online, tetapi pada kegiatan ini anak
belajar hal baru yang bermanfaat dan menyenangkan dengan belajar bahasa Jepang.
Meskipun kegiatan dilakukan secara langsung, namun tetap menerapkan protokol
kesehatan 5 M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi
kerumunan dan membatasi mobilisasi dan interaksi.
Jumlah siswa yang
mengikuti kegiatan ini hanya 4 orang, karena untuk mematuhi protokol kesehatan.
Siswa juga diberikan masker dan disiapkan beberapa handsanitizer, selain itu mereka juga tetap menjaga jarak selama
proses pembelajaran. Materi yang diberikan merupakan pembelajaran bahasa
Jepang. Durasi pada setiap pertemuan sebanyak 60 menit. Ini merupakan hal baru
karena para siswa belum pernah belajar bahasa Jepang, sehingga materi yang
diberikan merupakan materi yang sama walaupun mereka berbeda tingkatan kelas.
“Ini pertama
kalinya saya belajar bahasa Jepang karena di sekolah saya tidak ada mata
pelajaran bahasa Jepang. Seru dan menyenangkan,” ungkap Muhammad Arip sebagai
siswa rumah belajar mandiri.
“Menyenangkan bisa
belajar bahasa Jepang. Cara mengajarnya juga tidak membosankan,” ungkap Fitri
yang juga siswa rumah belajar mandiri.