(Rachmina/Mahasiswa FEB UHAMKA)
Pandemi Covid-19 tidak
hanya berdampak pada salah satu orang ataupun salah satu negara saja, tetapi
berdampak seluruh masyarakat dunia secara keseluruhan tanpa terkecuali. Semua
sektor pun terdempak pandemi ini, terutama sektor ekonomi yang merosot turun
sampai terjadinya resesi, kemudian sektor kesehatan yang menjadi hal paling
penting saat pandemi ini, berjuta orang gugur akibat terinfeksi virus Covid-19,
dan sektor pendidikan yang mengalami perlambatan. Akibatnya harus mengalami
penyesuaian dengan kondisi yang ada, tidak diperbolehkannya pertemuan tatap
muka, maka pemerintah maupun sekolah harus memutar otak agar proses belajar
mengajar tetap terlaksana.
Kurang lebih satu tahun
sudah kita berada di kondisi yang tidak menentukan ini. Tidak tahu kapan
semuanya akan kembali normal, sehingga kita dapat bersua dengan sahabat dan
teman kita di sekolah atau kampus. Dampak yang paling serius ketika
pembelajaran jarak jauh terus dilakukan ialah masalah kesehatan mental. Sudah
sempat terjadi beberapa kejadian siswa bunuh diri karena tidak kuat menahan
beban dan akhirnya depresi karena tugas yang dibebankan kepadanya sangat berat
selama pembelajaran sistem daring. Saya pun merasakan hal yang serupa, jenuh
terhadap situasi yang ada.
Namun seharusnya para
pelaku dunia pendidikan dapat menyikapinya dengan positif. Perubahan situasi
dan kondisi yang relatif mendadak ini membuat beberapa kalangan dunia
pendidikan merasa belum siap untuk mempersiapkan metode pembelajaran yang
tepat. Para pendidik maupun peserta didik harus menerima konsekuensi atas
kondisi yang ada saat ini, bahwa proses pembelajaran dengan tatap muka tidak
bisa dilakukan dan harus diganti dengan metode pembelajaran berbasis online.
Pembelajaran online
merupakan salah satu alternatif pembelajaran di pergururan tinggi yang dapat
dilakukan selama masa pandemi Covid-19. Sebelum pandemi Covid-19 beberapa
perguruan tinggi telah mempertimbangkan dan mengimplementasikan metode pembelajaran
online sebagai salah satu strategi pendidikan. Selain dinilai dapat menghemat
waktu dan biaya, pembelajaran online juga akan memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk dapat belajar dimana saja dan kapan saja di luar kelas, serta
berpotensi akan merubah proses pembelajaran dari teacher-centered learning
menuju student-centered learning.Saat ini semua sekolah maupun perguruan tinggi
dituntut untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh melalui pembelajaran berbasis
online. Namun demikian, dalam situasi mendadak ini lembaga pendidikan termasuk
para dosen dan mahasiswa sedang berpacu dengan waktu untuk menemukan pendekatan
terbaik dalam proses pembelajaran. Pada kondisi saat ini tidak ada alternatif
lain selain belajar/kuliah online, yang harus tetap dilaksanakan secara efektif
meskipun dengan alternatif pemecahan masalah yang terbatas.
Pelaksanaan
pembelajaran secara online harus didukung dengan perangkat elektronik seperti
laptop, komputer, handphone atau smartphone yang bisa digunakan untuk melakukan
akses informasi kapanpun dan dimanapun. Sistem-sistem pembelajaran online atau
e-learning juga dapat dikembangkan setiap perguruan tinggi sebagai alternatif
dalam menyikapi kondisi pandemi Covid-19 melalui pembelajaran online. Media
youtube juga dapat digunakan dosen untuk mengupload video-video pembelajaran
karena media ini sedang digemari mahasiswa. Dengan demikian, alokasi waktu
perkuliahan, media ajar yang digunakan, waktu distribusi materi dan teknik
evaluasi merupakan beberapa hal yang sebaiknya dipertimbangkan agar
pembelajaran online dapat berjalan dengan efektif.
Sedangkan mahasiswa
dibutuhkan kesiapan atau ketersediaan sarana pembelajaran yang memadai berupa
laptop, komputer, handphone atau smartphone serta jaringan internet. Kendala
ini akan sangat terasa bagi para peserta didik yang belum memiliki perangkat
utama yang memadai. Selain itu, kondisi jaringan internet yang berbeda-beda di
setiap lokasi juga menjadi masalah yang sering muncul dalam pembelajaran
berbasis online.