(Hamda Rissallah/ Mahasiswa D3 Akuntasi FEB Uhamka)
Kabarpendidikan.id Indonesia saat ini sedang dilanda pandemic yang berlangsung cukup lama, pandemic tersebut ialah COVID-19. COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok, pada bulan Desember 2019 lalu , karena virus cukup berbahaya WHO merekomendasikan untuk menerapkan protokol kesehatan, seperti rajin mencuci tangan , bersosial distancing dan menggunakan masker sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19, WHO juga merekomendasikan untuk menghentikan kegiatan yang akan berpotensi menimbulkan kerumunan massa. Oleh karena itu banyak aktifitas kehidupan masyarakat terbatasi begituh pula dengan kegiatan belajar mengajar baik seorang siswa maupun mahasiswa, yang mana aktifitas tersebut cukup terhambat yang semula aktifitas kegiatan belajar mengajar dilakukan secara tatap muka, karena adanya pandemic ini kegiatan pembelajara dilakukan dengan jarak jauh/ secara online (daring).
Pembelajaran secara daring pertamakali diterapkan pada bulan
Maret 2020 sampai waktu yang belum ditentukan. Pembelajaran secara daring
sendiri mempunyai sisi positif dan negatif yang saling beriringan. Sisi positif
dari pembelajaran jarak jauh yaitu siswa atau mahasiswa dapat belajar sambil
melakukan aktivitas lain dirumah, mengikuti seminar secara online yang tidak
berbayar. Akan tetapi sisi negative lebih mendominasi dibandingkan dengan sisi
positif yaitu terkendalanya oleh jaringan membuat siswa atau mahasiswa sulit
memahami materi yang disampaikan oleh dosen atau guru pengajar. Sulit jaringan
, sulit menyerap materi mengakibatkankan banyaknya materi yang tidak
tersampaikan dengan jelas. Banyaknya materi yang tidak tersampaikan dengan
jelas menjadikan mahasiswa atau siswa kurang semangat dalam menjalani perkulihan
atau belajar online.
Pembelajaran jarak jauh sangat tidak mudah untuk
dilaksanakan , dikarenakan pembelajaran jarak jauh sangat tidak efektif,
menimbulkan banyak keluhan dari berbagai pihak , siswa atau mahasiswa, dosen
atau pengajar. Solusi untuk permasalahan pembelajaran daring ini seharusnya
pihak Universitas atau sekolah menyesuaikan kurikulum dengan keadaan saat ini
sehingga kegiatan pembelajaran daring dapat dilaksanakan cukup efektif. Diperlukan pula model pembelajaran yang
atraktif, aktif, dan dapat diterima oleh semua tipe mahasiswa tanpa merasa
terbebani.
Pemerintah juga
mengusahakan yang terbaik untuk menunjang keberlangsungan pembelajaran di masa
pandemi COVID-19 ini, seperti contohnya pemberian subsidi kuota bagi siswa,
guru, mahasiswa, maupun dosen tiap bulannya dengan pembagian yang merata.
Selain itu pemerintah seharusnya lebih memperhatikan keadaan masyarakat yang
lebih membutuhkan dikarenakan masih banyak siswa atau mahasiswa yang tidak
menerima subsidi kuota atau bantuan dari pemerintah.