Kabarpendidikan.id Sejak pertengahan bulan Maret tahun 2020, pemerintah mulai memberikan himbauan untuk belajar dirumah untuk mengurangi resiko penyebaran virus Corona. Himbauan tersebut berisi, semua peserta didik beserta guru harus mmberlakukan program belajar di rumah atau menggunakan Pembelajaran Jarak Jauh. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sendiri berlangsung dengan guru dapat menyampaikan materi ajar kepada peserta didik tanpa harus bertatap muka langsung di dalam suatu ruangan yang sama.
Pembelajaran jarak jauh ini memiliki
beberapa kendala yang belum bisa ditangani saat ini, yaitu tidak semua orang
tua bisa membimbing pembelajaran di rumah karena urusan pekerjaan. Sehingga tak
jarang beberapa peserta didik merasa tertekan dengan pembelajaran dan
tugas-tugas yang diberikan, khususnya matematika. Peserta didik merasa sulit
untuk memahami pembelajaran yang diberikan karena tidak ada yang membimbing
mereka secara langsung.
Tentu hal ini perlu diperhatikan, karena
perasaan tertekan dapat menimbulkan stress dan kecemasan dalam diri peserta
didik. Mata pelajaran matematika dianggap oleh sebagian siswa sebagai mata
pelajaran yang sulit dan biasanya pembelajaran matematika membutuhkan
konsentrasi yang tinggi. Saat ini masih banyak siswa yang kesulitan belajar
matematika.
Mereka menganggap matematika sebagai mata
pelajaran yang menakutkan, membosankan, dan membebani siswa karena abstrak,
penuh angka dan rumus sehingga menimbulkan kecemasan pada siswa saat
melaksanakan pembelajaran matematika.
Berikut kendala pelaksanaan Pembelajaran
Jarak Jauh, antara lain:
1.) Listrik padam saat mengakses program
pembelajaran online
2.) Jaringan internet yang buruk
3.) Komitmen yang tidak menentu dari orang
tua dan siswa
4.) Anak-anak yang lambat belajar
5.) Anak yang tidak konsisten dengan jadwal
belajarnya
(Juliyani
Nadilla/ Mahasiswa PGSD Uhamka)