Kabarpendidikan.id Pandemi Covid- 19 sangat berpengaruh pada dunia pendidikan. Kegiatan belajar mengajar di sekolah terhambat. Bukan hanya sekolah saja tetapi kegiatan di kantor juga terhambat. Pemerintah menghimbau untuk tidak berkumpul dalam satu tempat dan menerapkan social distancing, dimana warga harus menjalankan seluruh aktivitas di rumah, seperti bekerja, belajar, termasuk dalam melaksanakan ibadah. Sekolah tetap menjalankan proses belajar melalui pembelajaran daring. Contohnya mahasiswa fakultas PGSD uhamka menggunakan situs online bernama online learning uhamka untuk mengumpulkan tugas atau mendapatkan materi dari dosen, ada juga yang memakai google forum. Lalu menggunakan zoom untuk pertemuan tatap muka secara online.
Seiring berjalannya waktu, proses
belajar online ternyata memiliki banyak kendala. Berbagai masalah pun terjadi
contohnya tidak semua anak yang memiliki alat yang bisa membantu proses belajar
online, tidak memiliki kuota yang cukup (kuota bantuan pun belum merata), masih
banyak siswa yang belum memahami bagaimana cara menggunakan aplikasi digital.
Proses belajar seperti ini pun terasa membosankan bagi anak-anak. Mereka merasa
tidak nyaman dan boring dengan proses belajar yang monoton. Bahkan tak jarang
siswa yang tidak mengikuti proses belajar dan malas mengerjakan tugas. Tak
sedikit mahasiswa juga mengeluh karena tugas-tugas yang diberikan. Mereka harus
meluangkan waktu istirahatnya untuk mengerjakan tugas karena selain mengerjakan
tugas mereka juga harus membantu orang tua dirumah untuk mengerjakan pekerjaan
rumah.
Supaya anak tidak merasa jenuh atau
bosan dalam belajar maka guru harus bisa menghidupkan suasana di dalam kelas
supaya anak tidak bosan. Orang tua pun harus tetap mengawasi proses belajar dan
sesekali beri pujian supaya anak tambah semangat dalam belajar. Jangan lupa lakukan
stretching setelah berjam-jam di depan laptop supaya badan tidak sakit.
Olahraga juga tetap dilakukan dirumah supaya sehat dan makan dengan teratur.
(Alfira Apriona Liza / Mahasiswa PGSD FKIP Uhamka)