Kabarpendidikan.id Pada tahun ini sedang dilanda masalah yang berupa virus yaitu Covid-19. Hal tersebut membuat beberapa negara menetapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.Karena Indonesia sedang melakukan PSBB, maka semua kegiatan yang dilakukan di luar rumah harus dihentikan sampai pandemi ini mereda. Saat ini kondisi di Indonesia sangat meresahkan warga, karena saat ini semua aktivitas yang awalnya dilakukan diluar, kini berganti jadi dirumah saja. Terutama itu sekolah, kini berganti menjadi sekolah online (PJJ). Banyak dari kalangan masyarakat yang kecenderung kelelahan karena kondisi ini yang membuat anak harus sekolah dirumah. Kini kebanyakan anak yang sekolah online itu mengeluh karena banyak tugas yang menumpuk.
Termasuk pelajar sekarang yang tengah
belajar secara online, itu membuat semuanya cenderung kerepotan. Karena banyak
tugas yang diberikan oleh gurunya dan setiap pertemuan di aplikasi untuk
pembelajaran yaitu zoom, g.meet, atau menggunakan teknologi lajnnya itu membuat
pelajar tersebut kurang fokus. Selama kurun waktu tersebut, tidak sedikit
pelajar yang mengeluh karena tidak bisa belajar dengan efektif. Banyak gangguan
yang membuat proses belajar tidak maksimal dan efisien. Kebanyakan guru juga
ada yang memberi tugas kepada anak banyak, ada juga yang hanya pemaparan saja
dan memberi tugas pada saat jam belajar saja. Pelajar sekarang 80% suntuk
dengan belajar dirumah. Tidak hanya pelajar saja orang tua juga sangat
kerepotan karena harus mendampingi anak sekolah.
Hal ini pun menjadi permasalahan yang
sangat penting bagi siswa pelajar, jam berapa mereka harus belajar dan
bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orangtua mereka yang
berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu).
Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua siswa yang ingin
anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.
Pembelajaran daring tidak bisa lepas
dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala
yang dihadapi siswa yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet,
apalagi siswa tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan
tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan
yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal
seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada siswa yang
mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.
Dengan demikian guru dituntut mampu
merancang dan mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan
memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi
yang diajarkan. Walaupun dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan
lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus
mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang
cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan
(Ryah
Amelya/ Mahasiswa PGSD Uhamka)