Kabarpendidikan.id Kepala SMK Negeri 1 Rangas Mamuju nyaris dihajar warga. Karena berusaha mencegah warga mengambil barang-barang perlengkapan milik sekolah. Pasca gempa 6,2 SR.
Kepala SMK Negeri Rangas, Mahmud mengatakan
sebelum gedung sekolah dirobohkan. Ratusan meja dan kursi milik sekolah bisa
dikeluarkan. Namun perlengkapan yang sudah disusun rapi tersebut langsung
dijarah oleh sejumlah orang.
”Saya hampir dikeroyok pak, karena saya
larang ambil meja dan bangku itu. Saya larang karena itu milik sekolah. Eh
malah saya mau dikeroyok. Mobiler yang dijarah itu adalah mobiler yang masih
bisa dipakai kembali yang sudah kami pisahkan,” ujar Mahmud, dilansir dari
laman suara.com, Rabu (27/1/2021).
Mahmud menyebutkan, SMK Negeri Rangas
merupakan sekolah favorit di Mamuju. Memiliki luas 3,8 Hektare. Siswanya
berjumlah 1.108 orang sudah terdaftar di Dapodik. Sekolah ini memiliki sejumlah jurusan,
sehingga sangat disayangkan jika sekolah ini tidak memiliki bangunan lagi.
”Kami sudah laporkan ke Kementerian
Pendidikan soal kondisi sekolah kami yang sudah roboh akibat gempa. Sekolah ini
memiliki ribuan siswa mau dikemanakan. Kami minta petunjuk dulu sama pemerintah
apakah kami buat bangunan darurat atau seperti apa,” tuturnya.
Seperti diketahui gedung SMK Negeri 1
Rangas, diguncang gempa 6,2 SK. Beberapa kondisi bagunan langsung ambruk dan
gedung lainnya alami rusak berat.
Kondisi bangunan sekolah yang 100 persen
tidak bisa digunakan, sekolah tersebut sudah dirobohkan dengan menggunakan alat
berat.
Saat ini, areal sekolah menjadi lahan
kosong dan yang tersisa adanya reruntuhan beton. Terlihat warga sibuk mencari
sisa-saia besi untuk dijual.
Bangunan sekolah mengalami rusak total
akibat guncangan gempa dengan kekuatan 6,2 Skala Richter. Kemudian diperparah
dengan ratusan mobiler milik sekolah, hampir habis dijarah oleh orang yang
tidak bertanggung jawab.
Pantauan Media ini, di lokasi SMK negeri
Rangas, di beberapa tempat parkiran kendaraan guru dan siswa dalam areal
halaman sekolah.
Sejumlah berkas dan lemari kantor yang
berisi dokumen sekolah serta beberapa meja sofa kantor dipenuhi pelataran
parkir. Dan disamping parkiran, hanya terlihat beberapa mobiler siswa yang bisa
dihitung dengan jari yang berhasil diamankan oleh pihak sekolah. (FHA)