Kabarpendidikan.id Saat ini Dunia sedang digemparkan dengan adanya wabah virus Covid-19, datangnya virus tersebut berasal dari kota Wuhan, China. Lalu virus Covid-19 meluas ke seluruh Dunia termasuk Indonesia, tidak sedikit korban yang sakit ataupun meninggal, menurut merdeka.com, 20/10/2020 sampai saat ini jumlah korban yang terpapar virus Covid-19 mencapai 368.842 orang, jumlah pasien sembuh bertambah menjadi 293.653 orang dan jumlah kasus meninggal bertambah 12.734, dan akan semakin bertambah jika tidak mematuhi protokol 3M yang dianjurkan pemerintah.
Maka
dari itu pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan tentang situasi
darurat global yang disebut sebagai “global
health emergency” kebijakan tersebut menyebabkan terjadinya lockdown di beberapa Negara yang
menyebabkan tempat ibadah ditutup, perusahaan dan kantor ditutup, pasar dan
swalayan ditutup, bahkan sekolah pun ditutup. Dengan adanya virus ini pada tanggal
18 Maret 2020 pemerintah mengeluarkan aturan tentang “work from home” (WFH) yang mengharuskan para karyawan melakukan
pekerjaan jarak jauh. Sedangkan para pelajar melakukan sistem pembelajaran
tanpa tatap muka atau bisa disebut juga dengan daring.
Pada
tanggal 24 Maret 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim
telah menetapkan kebijakan tentang pembelajaran daring yang dilakukan di rumah
masing-masing untuk memutuskan rantai penyebaran virus Covid-19 yang sedang
melanda. Proses belajar dan mengajar dilakukan dengan aplikasi pendukung
seperti online learning, zoom meeting, Google meeting, classroom, whatsApp grup
serta aplikasi pendukung lainnya, di tengah pandemi seperti ini para siswa
dituntut untuk belajar secara mandiri dengan didampingi oleh orang tua sebagai
pengganti guru di sekolah.
Mengapa
pembelajaran daring menyebabkan problematika? Dari hasil wawancara dengan para
mahasiswa lain, terdapat kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran daring.
Kelebihannya yaitu lebih dekat dengan keluarga apalagi sebagai mahasiswa rantau
yang jarang pulang, efisien waktu bagi yang bertempat tinggal jauh dari kampus,
hemat ongkos tidak perlu pulang pergi menggunakan angkutan umum, mengurangi risiko
terjangkit virus Covid-19. Sedangkan kekurangannya yaitu keterbatasan sinyal
yang menghambat aktivitas pembelajaran, pengeluaran kuota yang sangat besar,
praktikum kurang memadai, kurangnya bersosialisasi baik teman maupun dosen,
kurangnya pemahaman dalam memahami materi, tidak hanya para mahasiswa para guru
pun ikut merasakan kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran daring tersebut.
(Khansa
Muthi’ah Khairani / Mahasiswa PGSD Uhamka)