Kabarpendidikan.id Media Internet dirasa masih akan menjadi media yang krusial bagi dunia pendidikan pada 2021, akibat pandemi covid-19 yang masih menunjukan tren peningkatan ditiap waktunya. Dilain sisi Hal ini juga bakal membuat warga pendidikan semakin bergantung pada keberadaan jaringan internet saat menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring.
Namun, Plt. Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbud, Hasan Chabibie mengatakan bahwa kemampuan internet di Indonesia masih terbatas, maka dari itu pihaknya akan melaksanakan pembenahan infrastruktur internet guna menopang PJJ pada tahun ini.
“Kami sudah sampaikan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kemenkominfo) untuk 2021 ada prioritas khusus untuk mempercepat pembangunan infratruktur,” kata Hasan dalam webinar Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), Kamis, 31 Desember 2020.
Dilain hal Chabibie merasa masih banyak guru yang gagap menjalankan sistematika PJJ selama 2020. Oleh karenanya selain akan melakukan pembenahan infrastruktur internet, Kemendikbud juga bakal membenahi kemampuan serta kompetansi guru. Pasalnya
“Mayoritas aktivitas kita di dalam kelas. Guru mengajar dengan bantuan alat peraga dan buku teks, ini kemudian menjadi salah satu handicap yang harus kita selesaikan. Ini menjadi fase yang harus kita lengkapi bersama saat kemudian kita melaksanakan PJJ,” terang Hasan.
Dalam kesempatan yang sama, kemampuan guru dalam melaksanakan PJJ yang minimpun, diakui oleh Wasekjen Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Jejen Musfah. Dia mengakui jika guru tidak pernah dipersiapkan untuk mengajar secara daring.
“Sistem pendidikan kita atau guru kita tidak disiapkan untuk PJJ. Maka problemnya adalah guru harus memiliki sifat pembelajar. Mereka harus bisa beradaptasi dalam situasi digital,” kata Jejen.
Terlebih kata Jejen, masih banyak guru yang tidak memiliki fasilitas internet, hal itu berujung pada kebuntuan mereka dalam memberikan pembelajaran kepada para muridnya.
“Pasti masih ada di era pandemi akhirnya membuat guru tidak bisa kreatif dan akhirnya itu yang dikatakan pemicu loss learning,” tutup Jejen. (LBM)