Kabarpendidikan.id PBB melalui Unicef tengah menggagas program pendidikan berorientasi pada keterampilah hidup. Sejalan dengan akan diluncurkannya program tersebut di tanah air, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI menyatakan program tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan nasional di Indonesia.
“Ini menjadi
program yang bagus untuk memajukan pendidikan kita sekaligus sebagai model yang
dikembangkan,” kata Direktur Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga
Kependidikan Kemendikbud, Praptono pada diskusi daring yang dipantau di Jakarta
(1/12).
Program tersebut dicanangkan akan menyasar daerah
seperti Palu, Bone, dan Sorong, yang merupakan wilayah yang membutuhkan
intervensi khusus.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim telah menyampaikan
tentang enam karakter profil pelajar pancasila. Pertama, beriman dan bertakwa
kepada Tuhan yang Maha Esa, mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong,
serta kebhinekaan global.
Bertolak dari tujuan pendidikan nasional serta enam karakter profil pancasila
tersebut, Kemendikbud menilai program yang digagas oleh Unicef sejalan dengan nilai
nilai luhur pendidikan nasional, yakni pendidikan keterampilan hidup.
"Ini akan memberikan kontribusi yang besar dalam upaya menciptakan sumber
daya manusia yang unggul," kata dia.
Persiapan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing tersebut berorienatsasi
pada pemberian skill hidup agaar terciptanya generasi yang memilki kemapuan
untuk berdaya saing dalam mengisi era globalisasi dan secara spesifik memyiapkan
generasi yang berkualitas untuk menghadapi era revolusi industri 4.0.
"Anak-anak Indonesia harus kita persiapkan agar memiliki keterampilan abad
ke-21," ujarnya.
Praptono selaku Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan menyatakan generasi muda tidak cukup hanya dibekali dengan
keterampilan pengetahuan, pemahaman dan implementasi saja, tetapi juga harus
dibekali dengan keterampilan sintesa, analisa hingga asesmen.
Dengan
demikian menurut Praptono, ketika teknologi hadir dalam dunia pekerjaan,
anak-anak Indonesia sudah lebih siap karena telah mendapatkan pembekalan di
tahap pendidikan sebelumnya.
“Tentunya
ini dalam rangka menciptakan individu-individu yang bermanfaat untuk
pembangunan bangsa,” ujarnya. (LBM)