Kabarpendidikan.id Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan meneruskan program Kampus Mengajar Perintis di 2021 mendatang. Program tersebut dianggap berhasil bagi keberlangsungan proses belajar mengajar bagi siswa di tengah pandemi covid-19.
“Dengan program ini sehingga kita bisa mengakseslerasi pendidikan Indonesia, sampai bertemu di program kampus mengajar 2021,” ungkap Mendikbud Nadiem Makarim, pada penarikan Mahasiwa dan Penutupan program Kampus Mengajar Perintis melalui YouTube Ditjen Dikti Kemendikbud, Rabu, 23 Desember 2020.
Di lain sisi, program ini menjadi ruang bagi mahasiswa untuk menunjukkan peran pengabdiannya pada masyarakat dan juga mahasiswa sebagai penggerak program, juga dapat mengembangkan kreativitas dan inovasi mereka di masyarakat.
“Dari sini kita melihat pendidikan itu bukan hanya tanggung jawab sekolah, guru dan kementerian. Kita semua bisa dan harus berperan dalam menghadirkan pendidikan yang berkualitas bagi generasi penerus bangsa,” lanjut Nadiem.
Nadiem juga berharap agar dampak program tersebut masif dirasakan siswa yang mana Nadiem menganggap bahwa pada program Kampus Mengajar Perintis 2021, mahasiswa dapat mengembangkan inovasi mereka yang dapat dirasakan manfaatnya secara nyata.
“Tahun depan, semoga akan lebih banyak lagi inisiatif yang dikeluarkan. Dan mahasiswa kembali berperan dan berpartisipasi aktif. Bagi teman-teman mahasiswa ini yang namanya Kampus Merdeka,” jelas dia.
Sebanyak 2.389 mahasiswa seluruh Indonesia turut terlibat dalam program Kemendikbud yakni kampus mengajar perintis. Mereka melangsungkan kehiatan program ini kepada sekitar 686 Sekolah Dasar (SD) untuk membantu para guru dalam keberlangsungan kegiatan belajar mengajar di tengah pandemi covid-19.
Nadiem pun menceritakan kreatifitas dan inovasi mahasiswa dalam mendukung proses pembelajaran. Mulai dari membuat papan tulis dari pasir, mengadopsi ilmu teknik sipil untuk membuat alat peraga hingga menjadi pelatih dalam mengadopsi teknologi pembelajaran.
“Itu manfaatnya tidah hanya dinikmati guru dan siswa SD di daerah penugasan, tapi lebih luas lagi pada ke seluruh daerah masyarakat setempat,” ungkapnya.