Kabarpendidikan.id Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Sartono mengatakan, guru paling berperan dalam pembentukan karakter para muridnya.
Hal
tersebut dikarenakan guru adalah seseorang yang ditiru serta menjadi teladan
bagi anak didiknya. “Guru harus dimaknai sebagai guru dalam pendidikan formal,
nonformal dan informal. Artinya, kita adalah guru bagi lingkungan terkecil
masing-masing serta menjadi contoh dan memberi keteladanan, sebelum menyerahkan
(anak) kepada guru di sekolah,” ujar Agus dikutip dari siaran pers, Jumat (11/12/2020).
Agus
mengatakan, penanaman karakter pada generasi muda harus terus diperkuat. Sebab pendidikan merupakan rekayasa sosial
yang bertujuan membentuk karakter. "Pendidikan tidak sekedar membuat anak
didik cerdik dan pandai, namun harus berkarakter dan berbudaya," kata dia.
"Dengan
demikian, pendidikan karakter harus dimulai sejak dini melalui pembiasaan
sepanjang waktu dalam kehidupan sehari-hari dan keteladanan," lanjutnya.
Agus
menyampaikan, terdapat beberapa kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta
didik dalam proses pendidikan yaitu knowledge, skills, attitude, dan values.
Menurutnya, Knowledge (pengetahuan) dan skills (keterampilan) perlu diberikan
kepada peserta didik karena akan membangun kemampuan kognitif, fisik dan
praktik mereka.
Sedangkan,
attitude (sikap) dan values (nilai) perlu dimiliki peserta didik karena dapat
membentuk karakter mereka dalam berinteraksi dengan masyarakat. Para guru,
berperan dalam seluruh hal tersebut demi menciptakan peserta didik yang
berkarakter "Selain pemahaman tentang pendidikan, para generasi muda harus
dikenalkan pada budaya lokal untuk menanamkan karakter dan nilai-nilai luhur
bangsa Indonesia," kata dia.
Tujuannya
adalah supaya nilai-nilai positif adat istiadat dan masyarakat yang ada tidak
hilang tergerus oleh budaya bangsa lain. Penanaman karakter melalui nilai
budaya lokal tersebut dapat dilakukan melalui berbagai bentuk seperti seni
tari, seni lukis, seni musik, dan karya tulis tentang legenda setempat. (FHA)